Tidak banyak orang yang menguasai dua keahlian sekaligus
yakni dalam hal kefasihan berbicara dan kepiawaan menulis. Biasanya jika
seorang pandai menulis, ia kurang lancar bertutur kata. Sebaliknya seseorang
yang fasih berbicara, boleh jadi kurang lancar menuangkan gagasannya dalam
bentuk tulisan. Namun Anis Matta memiliki kelebihan dalam dua jenis ketrampilan
tersebut. Beliau bukan hanya piawai menulis, melainkan juga memiliki kefasihan
berbicara bahkan hingga taraf kemampuan “membakar” semangat massa yang
mendengarkannya. Gagasan-gagasan brilyan dan segar Anis Matta menunjukkan bahwa
beliau memiliki prospek dan kualifikasi untuk menjadi pemimpin muda bangsa ini.
Buku ini merupakan kumpulan orasi dan taujih Anis Matta sejak
beliau dinobatkan sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera, dan juga kunjungannya
ke beberapa daerah setelah itu. Diawali dengan sebuah prolog dari Prof. Burhan Djabir
Magenda MA Ph.D (Guru Besar Tetap Ilmu Politik Universitas Indonesia) yang
mengutarakan dengan jelas pendapatnya tentang PKS. Berikut ini uraiannya:
Ketika Presiden BJ Habibi memimpin periode Reformasi di
Indonesia sejak akhir Mei 1998, salah satu proses demokratisasi yang
dilakukannya adalah pendirian partai-partai politik baru. Lebih dari seratus
partai baru didirikan, namun hanya 48 partai dari semua partai baik yang lama maupun
baru yang boleh ikut pemilihan umum 1999. Di antara partai-partai baru yang
berhasil menempatkan wakilnya di DPR adalah Partai Keadilan (PK), yang kemudian
berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) seperti yang kita kenal
sekarang.