Friday 28 November 2014

REFORMASI RUHIYAH

Jum'at Mubarak! Hari yang paling baik dalam memperbaharui iman. Saya tertarik untuk mereview sebuah buku lama, buku zaman kuliahan dulu. Reformasi Ruhiyah.


Judul buku: Reformasi Ruhiyah Aktivis Dakwah.
Penulis: Dr. Sayyid Muhammad Nuh.
Peneribit: Media Insani Press.
Tahun Terbit: 2003.
Kota Terbit: Tunggulsari, Solo.
Tebal Buku: 316 halaman.


Bicara tentang ruhiyah, tentu bahasannya berhubungan erat dengan kondisi jiwa, baik yang membuat jiwa tersebut ringkih atau berkarat, maupun terapi agar bisa membuatnya kembali sehat dan bangkit.

Buku ini mengupas tentang penyakit-penyakit hati, diantaranya:

1. Futur, yaitu penyakit mental (ruh) yang bisa menimpa siapa saja, termasuk sebagian aktivis dakwah, berupa kemalasan, sikap menunda-nunda dan memperlambat suatu urusan, serta faktor-faktor apa saja yang menjadi pemicunya dan bagaimana mengatasinya.

2. Israf, yaitu melampaui batas kewajaran dalam hal makanan, minuman, berpakaian, rumah tinggal, dan hal lain yang menjadi tuntutan nafsu manusia. Faktor pemicunya bisa datang dari lingkungan keluarga, mendapat nikmat yang luar biasa, dan bisa juga karena berteman dengan orang israf.

3. Isti'jal, yaitu keinginan mengubah keadaan yang dialami oleh kaum Muslimin saat ini dalam waktu sekejap tanpa melihat akibatnya, tanpa memahami kondisi yang meliputinya dan tanpa persiapan yang matang dengan menggunakan berbagai metode dan sarana.

4. 'Uzlah, yaitu sikap memprioritaskan hidup sendirian daripada hidup berjama'ah. Disini maksudnya seorang aktifis merasa cukup menegakkan Islam pada diri sendiri dan tidak memperdulikan orang lain, meskipun mereka sedang berada dalam kesia-siaan dan kebinasaan.

5. I'jab bin Nafs, yaitu perasaan senang, kagum atau bangga pada diri sendiri dan pada ucapan serta tindakan yang muncul dari diri sendiri, tetapi tidak sampai melampaui batas, misalnya menghina atau melecehkan orang lain. Bila perasaan tersebut sudah melampaui batas, maka perasaan itu dinamakan ghurur or syiddatul I'jab (sangat ujub). Dan bila disertai dengan tindakan or sikap yang melampaui batas, maka sikap itu dinamakan syiddatu syiddatil I'jab (ujub yang amat sangat).

6. Takabbur, yaitu memperlihatkan kekagumannya terhadap diri sendiri sehingga membuat dirinya melecehkan diri dan orang lain serta mengusik pribadi mereka serta merasa tinggi hati untuk menerima kebenaran dari mereka.

Semua penyakit tersebut dikupas tuntas mulai dari pengetiannya secara etimologi, hingga faktor penyebabnya, terapi untuk menjauhkan diri darinya dan dampak negatif jika membiarkan diri tercebur ke dalamnya.

Awal sekali ketika saya membaca judul buku tersebut, yang terpikir oleh saya reformasi dalam konteks positif, namun ternyata setelah membaca isi bukunya yang penulis maksudkan disini reformasi dalam kontek negatif (hal-hal yang bisa membawa pelaku ke arah yang tidak baik) yang mesti diwaspadai oleh siapa saja.

Penulis seakan-akan mengajak pembaca untuk menyelam lebih dalam ke dalam diri mereka sendiri, untuk kemudian dengan jujur mengevaluasi diri apakah ada dari penyakit-penyakit itu menempati sebuah ruang kosong disana, di hati mereka. Atau paling tidak dari faktor-faktor pemicunya, pernahkah diri mereka mengalami hal-hal tersebut? Jika ternyata tidak tentu puji syukur kepadaNya karena mereka masih bisa menjaga diri dengan baik dan terus berusaha menjadi lebih baik.

Itu dia beberapa penyakit yang perlu kita waspadai, jika ada satu saja, atau beberapa faktor pemicunya yang kita lakukan, hendaknya segera dilumpuhkan sebelum penyakit-penyakit tersebut melumpuhkan jiwa kita dan membuat hati kita lebih keras dari pada batu. Sesungguhnya di dalam diri seorang manusia itu ada segumpal darah, apabila ia baik, maka baik pula keseluruhan kepribadiannya, namun bila ia buruk, maka buruklah semuanya. Gumpalan darah itu adalah hati. Mari berhati-hati!

No comments:

Post a Comment

Thank you for visiting guys :) please come back anytime you can...