MOMENTUM KEBANGKITAN (Resensi)
Tidak banyak orang yang menguasai dua keahlian sekaligus
yakni dalam hal kefasihan berbicara dan kepiawaan menulis. Biasanya jika
seorang pandai menulis, ia kurang lancar bertutur kata. Sebaliknya seseorang
yang fasih berbicara, boleh jadi kurang lancar menuangkan gagasannya dalam
bentuk tulisan. Namun Anis Matta memiliki kelebihan dalam dua jenis ketrampilan
tersebut. Beliau bukan hanya piawai menulis, melainkan juga memiliki kefasihan
berbicara bahkan hingga taraf kemampuan “membakar” semangat massa yang
mendengarkannya. Gagasan-gagasan brilyan dan segar Anis Matta menunjukkan bahwa
beliau memiliki prospek dan kualifikasi untuk menjadi pemimpin muda bangsa ini.
Buku ini merupakan kumpulan orasi dan taujih Anis Matta sejak
beliau dinobatkan sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera, dan juga kunjungannya
ke beberapa daerah setelah itu. Diawali dengan sebuah prolog dari Prof. Burhan Djabir
Magenda MA Ph.D (Guru Besar Tetap Ilmu Politik Universitas Indonesia) yang
mengutarakan dengan jelas pendapatnya tentang PKS. Berikut ini uraiannya:
Ketika Presiden BJ Habibi memimpin periode Reformasi di
Indonesia sejak akhir Mei 1998, salah satu proses demokratisasi yang
dilakukannya adalah pendirian partai-partai politik baru. Lebih dari seratus
partai baru didirikan, namun hanya 48 partai dari semua partai baik yang lama maupun
baru yang boleh ikut pemilihan umum 1999. Di antara partai-partai baru yang
berhasil menempatkan wakilnya di DPR adalah Partai Keadilan (PK), yang kemudian
berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) seperti yang kita kenal
sekarang.
Kesan awal yang muncul tentang PK adalah bahwa partai ini
merupakan partai kader yang terdiri dari kalangan “well-educated”; urban; reformis dan mandiri secara ekonomi, dengan
“life style” yang sederhana dan
tidak glamor. Saya (Prof. Burhan, ed) yang pada periode 1999-2004 duduk di DPR
mewakili partai golkar, melihat personifikasi citra PK ini pada temna-teman
anggota DPR-RI dari PK. Rata-rata kader PK yang menjadi anggota DPR sangat “low profile”, tapi cerdas dalam
argumentasinya di rapat-rapat Komisi serta merupakan pekerja keras yang tekun. Terkait
dengan karakteristik partai kader, salah seorang pengurus pusat PKS, Dr.
Sitaresmi S. Soekarno dalam disertasi doktornya di FISIP Universitas Indonesia,
membenarkan adanya “cell system”
dalam system kaderisasi PKS. Ketika membandingkan PKS dengan “the rulling
party” dari Turki, AKP (Adelet Ve Kalkinma Parti), Dr. Sitaresmi melihat
kesamaan kedua partai tersebut dalam karakteristiknya yang Pos Islamis dengan
ciri-ciri toleran, luwes, terbuka, dan inklusif.
Perubahan nama dari PK menjadi PKS juga diikuti oleh
perubahan-perubahan lainnya. PKS berubah dari partai kader yang berbasis
majelis-majelis taklim dan masjid kampus, menjadi partai kader berbasis massa. Akibat
langsungnya adalah promosi atau kenaikan PKS dari partai menengah bawah menjadi
partai menengah atas pada pemilu 2004 dan 2009, dengan hasil di atas 7 persen.
Sifat inklusif juga ditunjukkan PKS misalnya dengan adanya wakil-wakil PKS
beragama Kristen di DPRD propinsi dan kabupaten di Papua. Inilah yang disebut
Presiden PKS Anis Matta sebagai “mematahkan
mitos agama” dalam buku kumpulan pidato dan tulisannya ini.
Dalam narasinya, Anis Matta mengakui pentingnya bagi partai
politik menguasai posisi-posisi penting kenegaraan, untuk mengupayakan
kesejahteraan rakyat banyak. Hal tersebut memang seharusnya menjadi tujuan
utama semua partai politik, seperti dikemukakan ilmuwan social terkemuka
Amerika dari Univeristas Chicago, James S. Coleman. Bahkan Coleman menekankan
pentingnya juga peran person di dalam partai walupun pada akhirnya “the power must be vested in the party”.
Hal tersebut sejalan pula dengan studi terkenal dari Robert Michels tentang
Partai Sosial Demokrat di Jerman 1949 yang menyimpulkan “who says organization says oligarchy”.
Dalam kerangka pemikiran Michels ini, maka Anis Matta adalah “organization man” yang menjadi Sekjen
mulai dari PK sampai PKS sebelum akhirnya menjadi presiden PKS. Anis Matta
adalah contoh “par excellence” dari
pekerja partai yang dalam tradisi Partai komunis dulu disebut “apparatchik”
(aparatur partai). Kader-kader partai ini “rise
through the ranks” sehingga menjadi ketua partai sebagaimana Presiden
Leonid Brezhnew dan Kruschev di Uni Soviet dulu. Presiden Amerika, Barrack
Obama juga merupakan “pekerja partai”, yang memulai karirnya dari “ghettos” di
selatan Chicago kemudian menjadi anggota DPR Negara bagian Illinois, lalu
menjadi Senator hingga akhirnya terpilih sebagai presiden. Mantan presiden RRC
dan ketua Partai Komunis China, Hu Intao, juga memulai karirnya sebagai kader
Liga Pemuda Komunis, kemudian menjadi ketua partai di propinsi yang miskin dan
rawan konflik seperti Tibet, hingga kemudian, menjadi Ketua Partai dan presiden
RRC. Begitulah ungkapan Prof Burhan tentang Anis Matta dan Partai Keadilan Sejahtera.
MOMENTUM UNTUK BANGKIT
Orasi Anis Matta saat dilantik
sebagai Presiden PKS di kantor DPP PKS, 1 Februari 2013.
Pertama kali, saya
ingin mengucapkan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada Ketua Majelis Syura
yang telah mengambil keputusan yang sangat kilat untuk merespon permohonan
pengunduran diri Presiden Luthfi Hasan Ishaq, dan saya ingin mengucapkan
penghargaan sedalam-dalamnya kepada saudaraku Luthfi Hasan Ishaq, dan saya
ingin mengatakan kepadanya bahwa saya mencintainya dan percaya pada
integritasnya. Saya yakin Allah SWT
mengirimkan sebuah isyarat besar kepada kita semua, bahwa ini adalah momentum
pembenahan diri sekaligus momentum kebangkitan PKS.
Rekan-rekan sekalian. Tentu saja amanah ini merupakan tugas
besar yang harus saya emban bersama seluruh pengurus PKS. Saya tahu hari-hari
ini bukan hari-hari yang mudah tetapi kita bisa melaluinya, insyaAllah. Kita
pasti bisa melalui hari-hari sulit ini bila kita mengetahui tiga syarat utama
untuk memulainya.
Syarat pertama, memohon pertolongan kepada Allah SWT. “Allahumma Iyyakana'budu
wa iyya kanasta'in” 7x (Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan
hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.”
Syarat kedua, ikhwah sekalian adalah kebersamaan kita. Ukhuwah,
persaudaraan, dan soliditas harus kita jaga karena Allah SWT mengatakan “Dialah Allah yang menguatkanmu dengan
pertolonganNya dan dengan (pertolongan) orang-orang beriman.” Kita pasti
bisa melalui cobaan ini bila selalu bergandengan tangan dan menyatukan diri kita
atas nama cinta kepada Allah SWT dan cinta kepada negeri kita, Indonesia.
Syarat ketiga, Ikhwah sekalian, adalah kerja keras. Hari ini saya ingin
mengatakan kepada antum semua, kepada saudara semua, dan juga kepada seluruh
kader-kader PKS yang menonton acara ini bahwa hari ini berlaku ayat Allah SWT: “Lambung mereka tidak bersahabat dengan tempat tidur”. Tidak ada lagi
waktu tidur. Tidak ada lagi waktu tidur mulai hari ini saudara sekalian. Kita akan
memulai hari ini, insyaAllah sebagai momentum kebangkitan kita.
Ikhwah sekalian.
Misi utama kita dalam permulaan masa kebangkitan ini adalah
bagaimana mengubah cobaan dan musibah ini menjadi rahmat dan karunia. InsyaAllah kita pasti bisa
melakukannya, karena pada saat dahulu kita mendirikan partai ini, jumlah kita
sangat sedikit, tetapi dengan kerja keras, Alhamdulillah Allah SWT memberi kesempatan kepada kita untuk tumbuh dan terus berkembang. Oleh karena itu, saya
juga percaya bahwa insyaAllah dengan pertolongan Allah dan dengan kebersamaan
kita, tidak ada satupun kekuatan di negeri ini dan di dunia ini yang bisa
menghancurkan gerakan ini.
Namun ikhwah sekalian, jika
kita ingin memulai sebuah perubahan yang hakiki maka kita harus memulainya dari
diri kita sendiri. Oleh karena itu, agenda pertama kita dalam melakukan
perubahan yang hakiki ini adalah melakukan pertaubatan nasional bagi seluruh
pimpinan dan kader PKS. Kita akan memulai dengan beristiqfar dan bertaubat sebagaimana ucapan pertama kita setiap
selesai shalat, adalah astaghfirullah.
Kita insyaAllah sudah beramal, namun boleh jadi banyak kekurangan-kekurangan
yang meyertai amal-amal kita, dan istiqfar ini insyaAllah bukan hanya
menghapus dosa-dosa melainkan juga akan menyempurnakan kerja-kerja kita di masa
mendatang.
MENCARI SUMBER ENERGI BARU
Orasi Anis Matta di
Bandung, 3 Februari 2013.
Ikhawah sekalian, semalam
saya hampir tidak bisa tidur, karena benar-benar gelisah memikirkan apa yang
harus saya katakan kepada saudara-saudaraku di Jawa Barat yang berada di medan
pertempuran yang sengit, justru di saat kita sedang menghadapi cobaan besar.
Saya bertanya pada diri sendiri, kalimat apa yang kiranya ingin didengar oleh
saudaraku dan apa yang mereka rasakan saat ini serta apa yang bisa saya
sampaikan kepada mereka. Setelah shalat, saya lama merenung karena belum bisa
tidur, sampai akhirnya saya teringat bait-bait puisi pujangga Indonesia
terkemuka: Chairil Anwar yang kiranya sangat kuat mewakili perasaan saya dan
antum:
“Luka dan bisa kubawa berlari,
berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.”
Ikhwah sekalian, bila diibaratkan kita adalah anak kecil yang
sedang terjatuh ke dalam sumur dan peristiwa ini disiarkan secara “live”, langsung
dari tempat kejadian dan ditonton semua orang, maka saudara-saudara sekalian yang
harus kita pikirkan hanya satu yakni bagaimana caranya kita bisa keluar dari
sumur itu. Hendaklah kita focus kepada
diri sendiri untuk menemukan cara keluar dari sumur itu. Jangan pikirkan kata
orang lain, jangan merasa malu, jangan merasa bersalah dan jangan merasa tidak
mampu apalagi merasa tidak berdaya. Sebab musuh kita yang sesungguhnya adalah
diri kita sendiri, dan yang dapat menghentikan semua langkah kita adalah perasaan
tidak berdaya kita sendiri. Oleh karena itu setiap pagi Rasulullah saw
mengajarkan kita untuk berdoa, “Allahumma inni a’udhu bika minal-ajzi
wal-kasali”. Perasaan lemah tidak berdaya akan mematikan seluruh
langkah kita, walaupun sebenarnya kita mempunyai kekuatan untuk terus
melangkah.
Terjatuh dalam sumur adalah musibah yang bisa dialami semua
orang sehingga yang menjadi masalah sebenarnya bagaimana seseorang yang
terjatuh punya kemampuan untuk keluar dari sumur itu. Kemampuan kita untuk
keluar dari sumur itulah yang sekarang menjadi tontonan masyarakat di seluruh
Indonesia. Kita harus bisa memperlihatkan kepada bangsa Indonesia bahwa kita
partai yang mau belajar dan bisa berlapang mengakui kesalahan namun pada saat
yang sama juga tahu bagaimana me’recovery’ or memulihkan perasaanya, pikirannya
dan kekuatannya untuk keluar dari sumur itu.
Ikhwah sekalian, Chairil Anwar mati muda namun puisi-puisinya
masih tetap hidup, sehingga insyaAllah ikhwah sekalian kita akan hidup jauh
lebih lama dari yang kita bayangkan. Oleh karena itu, kita harus selalu
menemukan sumber energy baru agar kita mampu menghadapi cobaan-cobaan. Saya
teringat ayat yang diturunkan kepada Nabi Yusuf ketika beliau tengah berada
dalam sumur “Dan kami wahyukan kepada Yusuf bahwa suatu saat kamu akan
menceritakan kembali peristiwa ini kepada mereka akan tetapi mareka tidak
menyadarinya”.
Saya ingin mengingatkan kembali kepada antum peristiwa perang
Uhud di masa Rasulullah saw. Tujuh puluh sahabat Rasulullah saw gugur sebagai
syuhada, bahkan juga paman yang beliau sayangi, Hamzah bin Abdul Muthalib.
Ironisnya hal itu bukan disebabkan oleh kehebatan musuh melainkan karena factor
kelengahan pasukan pemanah. Namun saudara-saudara sekalian, apakah Rasulullah
memarahi pasukan pemanah yang telah menyebabkan pamannya sendiri Hamzah dan
duta Islam yang datang ke Madinah yakni Mush’ab bin Umair? Apakah Rasulullah
memarahi mereka? Sama sekali tidak! Tahukan antum apa yang dilakukan Rasulullah
setelah itu? Tiga hari setelah kekalahan perang Uhud, beliau justru langsung
menggempur beberapa kabilah yang berada di sekita Madinah yang mulai
menunjukkan tanda-tanda membangkang karena beranggapan bahwa pasukan Madinah
sudah kalah sehingga menjadi lemah dan tidak berdaya. Rasulullah tidak ingin
membiarkan pikiran dan anggapan seperti itu berkembangan di kabilah-kabilah
tersebut sehingga secepat kilat beliau bersama pasukan Muslim segera bergerak
dan menggempur mereka.
Saya membayangkan ikhwah sekalian, peristiwa tiga hari
setelah kekalahan dalam perang Uhud itu adalah peristiwa yang akan antum alami
di Jawab Barat. Allahu Akbar! 3x. Sekali lagi Rasulullah tidak pernah memarahi
orang yang bersalah pada peristiwa Perang uhud tersebut dan tidak satupun ayat
Al-Qur’an yang turun memarahi sahabat-sahabat yang lengah dan menyebabkan
kekalahan tersebut.
Oleh karena itu ikhwah sekalian, satu-satunya cara untuk
mengatasi musibah, cobaan dan perasaan tertekan adalah dengan menyadari bahwa
salah satu rahmat Allah SWT bagi manusia adalah sifat lupa. Setelah kalah dalam
Perang Uhud, Rasulullah saw dan para sahabat segera melupakan dan tidak ada
waktu untuk mengasihi diri sendiri apalagi meminta belas kasihan dari orang
lain. Kita tidak ada waktu, dan harus melupakan peristiwa pahit itu. Hal itu
bukan berarti kita tidak mengevaluasi apa yang telah terjadi, namuan dengan
cara melupakan kita akan menghemat energy spiritual kita. Jangan ada energy
yang kita pakai untuk menyesali diri sendiri apalagi menyalahkan sesama saudara
karena kita semua bergabung atas nama cinta. Boleh jadi ada di antara kita yang
salah, namun kita percaya bahwa kita makhluk pembelajar yang terus menerus
memperbaiki diri dari kesalahan yang pernah dilakukan. Apa yang sudah terjadi,
terjadilah. Namun sekarang waktu kita untuk naik. Sekali lagi sekarang waktunya
kita naik, sekarang waktunya kita naik. Sekarang waktunya kita naik.
TIGA PRINSIP UNTUK
MEMENANGKAN PERTEMPURAN
Orasi Anis Matta di
Yogyakarta, 8 Februari 2013.
Pada kesempatan kali
ini ikhwah sekalian, saya ingin menyampaikan tiga prinsip untuk keluar dari
keadaan sulit. Pertama, jangan pernah
kehilangan kegembiraan. Di dalam situasi sesulit apapun, kita harus tetap
menyimpan kegembiraan di dalam hati dan meletakkan bunker yang kuat diatasnya sehingga
dibombardir seperti apapun kita tidak akan kehilangan kegembiraan. Kita
tetap bisa melewati hari-hari yang sempit ini sambil tersenyum, karena tahukan
antum semuanya, apa sumber kegembiraan kita? Tak lain karena kita yakin bahwa
musibah ini, adalah sebuah isyarat dari Allah swt bahwa kita akan naik kelas.
Ikhwah sekalian. Ada
kaidah Fiqh yang mengatakan bahwa urusan itu kalau menyempit maka akan meluas
dan kalau meluas maka akan menyempit. Misalnya soal shalat, kita berada di
dalam kota, kita tidak boleh menjama’ shalat dan tidak boleh mengqashar, karena
kita dalam keadaan lapang. Sementara jika sedang menjadi musafir kita pun
mendapatkan banyak rukshah. Sehingga boleh menjama’ dan bahkan mengqashar
shalat. Hal itu adalah terapan kaidah “al amru idza dhaqa ittasa’ wa idza’tasa’
a dhaqa’, urusan itu kalau menyempit maka meluas dan kalau meluas maka
menyempit.
Oleh karena itu ketika
terjepit, di saat itulah Allah membuka peluang. Pada saat seluruh pasukan
Kandaq mengepung Mandinah, Rasulullah dan para sahabat hanya memiliki waktu
enam hari untuk bergerak membangun parit yang lebarnya enam meter dan dalamnya
3 meter. Parit raksasa itu harus digali untuk menutupi setengah kota Madinah
dan harus selesai dalam waktu enam hari, padahal saat itu musim dingin, bisakah
antum bayangkan bahwa yang akan mereka lawan 10.000 pasukan koalisi dari
seluruh pasukan Quraisy dengan 4.000 diantaranya adalah musyirikin dari Quraisy
dan sisanya adalah seluruh kabilah Arab di jazirah Arab.
Demikian tegangnya
situasi itu, hingga Allah SWT menurunkan satu surat di dalam Al-Qur’an yakni
Al-Ahzab yang berarti partai-partai atau golongan-golongan yang semuanya
menyatukan kekuatan untuk menghancurkan Islam. Konspirasi besar tersebut
menimbulkan efek berupa tekanan jiwa luar biasa bagi kaum muslimin. Al-Qur’an
melukiskan situasinya secara detail:
“Dan ketika mata
kalian membelalak,
Dan jantung kalian
sudah sampai ke tenggorokan,
Dan kalian mulai
bersangka buruk kepada Allah,
Di tempat dan di waktu
itulah orang-orang beriman diuji,
Mereka digoncang
dengan goncangan yang dasyat”.
Pada saat itu kaum
muslimin menggali parit, mereka menemukan sebuah batu karang besar yang tidak
bisa mereka pecahkan, maka Rasulullah saw yang akhirnya memecahkan batu karang
tersebut. Disetiap pukulan Rasulullah mengungkapkan thumuhat (obsesi) nya:
Romawi akan kita bebaskan
Dipukulan berikutnya:
Persia akan kita bebaskan.
Ikhwah sekalian
dimanakah Rasulullah saw menjanjikan pembebasan Romawi dan Persia? Kapan
situasinya Rasulullah saw menjanjikan pembebesan Romawi dan Persia? Justru di
saat semuanya sedang terkepung.
Oleh karena itu ikhwah
sekalian, berbahagialah kita semua karena insya’Allah kita akan mengalami
sebuah takdir yang lain. Apa yang tampak sebagai keterjepitan ataupun musibah,
sesungguhnya adalah sebuah pintu kecil yang akan mengantarkan kita pada jalan
panjang menuju kemenangan insyaAllah. Kita harus mempertahankan optimism dan
kegembiraan kita. Jangan pernah membiarkan orang lain membuat kita sedih, dan
jangan pernah membiarkan orang lain mengubah jalan hidup kita, serta jangan
pernah membiarkan orang lain menentukan masa depan kita sendiri. Presiden
Bosnia, Alija Izetbeqovic ketika diwawancarai oleh Newsweek di tahun 1993
terkait pembantai rakyat Bosnia oleh tentara Serbia, menjawab dengan tenang
bahwa yang akan memenangkan pertempuran ini bukanlah siapa yang membunuh lebih
banyak, melainkan siapa yang bertahan hidup lebih lama.
Alahmdulillah, kita
memiliki syarat-syarat untuk bertahan hidup lebih lama. Jadi bertahan hidup lebih lama adalah prinsip pertama. Prinsip kedua,
ikhwah sekalian, berfikirlah dengan cara
yang tidak dipikirkan oleh lawan-lawan kita. Jangan biarkan kalimat-kalimat
para pengamat membentuk cara berfikit kita, namun berfikirlah dengan cara yang
tidak dipikirkan oleh para pengamat itu. Jangan biarkan komentar-komentar
orang membentuk cara berfikir kita. Sebaliknya berfikirlah dengan cara yang
tidak mereka pikirkan, sehingga kita akan menemukan kekuatan karena kita
memahami cara berfikir mereka, namun mereka tidak bisa memahami cara berfikir
kita.
Seperti itulah
kejeniusan Khalid bin Walid dalam Perang Yarmuk. Bila antum membaca buku
berjudul “The Rule of Strategy”, maka kita akan menemukan fatwa bahwa strategi
perang konvesional pertama-tama diwariskan oleh orang-orang Romawi. Orang-orang
Arab yang berperang melawan Romawi saat itu tidak mempunyai pengalaman dalam
perang konvesional karena pengalaman mereka selama ini adalah perang gerilya.
Khalid memadukan antara teknik perang konvensional dan perang gerilya sehingga
pasukan muslim mempunyai satu keunggulan berupa taktik perang gerilya yang
tidak dimiliki oleh pasukan Romawi.
Namun untuk melawan
pasukan adidaya yang sangat besar seperti itu, ikhwah sekalian, tetap saja
diperlukan satu kemampuan untuk melampaui ketakutan. Sebab kaum muslimin ketika
berhadapan dengan pasukan Romawi, juga ragu-ragu menyerang karena mereka tidak
pernah berhadapan dengan pasukan sebesar itu. Akan tetapi di sisi lain
orang-orang Romawi juga ragu-ragu menyerang karena mengetahui bahwa pasukan
kecil ini tidak punya sejarah kalah. Khalid bin Walid membaca situasi ini dan
segera menetapkan aturan bahwa komandan pasukan bergantian. Selain itu juga
memutuskan bahwa pasukan muslim akan memulai perang lebih dulu. Dalam pidato
penyerangannya Khalid bin walid mengatakan:
“Hai kaum muslimin, ini adalah satu
hari-hari dari sekian banyak hari-hari Allah,
Ikhlaskanlah jihad kalian untuk Allah
SWT”.
Selanjutnya Khalid
mengatakan: “Dari pada kalian sibuk menghitung jumlah musuh kalian, lebih baik
kalian sibuk menyembelih leher-leher musuh kalian”, maka perang pun dimulai dan
pasukan muslim memenangkan perang tersebut. Khalid telah berfikir dengan cara
yang tidak pernah dipikirkan oleh orang-orang Romawi. Oleh karena itu ikhwah
sekalian, bersiaplah untuk berbeda, bersiaplah untuk menjadi diri sendiri dan
bersiaplah untuk tidak sama dengan orang lain. Siap? Siap? Siap? Allahu Akbar!
3x.
Hal yang ketiga ihkwah sekalian, kita
harus mempunyai mindset menyerang dan bukan mindset bertahan. Kita harus
belajar dari khalifah pertama Abu Bakar Ash Sidiq ra yang mendapat banyak
masalah namun tetap tegar dan tegas dalam menyikapinya. Masalah pertama yang
dihadapi Abu Bakar adalah wafatnya Rasulullah yang sulit diterima oleh kaum
muslimin bahkan oleh sahabat sekaliber Umar sekalipun. Masalah berikutnya
pengganti Rasulullah sebagai pemimpin, sementara Rasulullah tidak pernah memberi isyarat apapun sebelum wafatnya. Namun masalah terberat yang dihadapi oleh
khalifah Abu Bakar adalah gerakan riddah atau pembangkangan kaum yang tidak mau
membayar zakat, sehingga beliau merencanakan untuk memeranginya, sementara di
sisi lain ada wasiat Rasulullah saw agar pasukan Usamah diberangkatkan untuk
melawan musuh, Romawi.
Maka datanglah seluruh
sahabat Rasulullah untuk membujuk Abu Bakar agar tidak memerangi pembangkang
dan berkonsentrasi mengirim pasukan Usama saja untuk melawan Romawi. Abu Bakar
menegaskan bahwa pasukan Usamah memang tetap harus berangkat karena hal itu
merupakan wasiat Rasulullah swa, namun kaum yang membangkang juga akan
dipereangi karena mengurangi satu bagian dari ajaran Islam, yakni zakat dan
siapapun yang akan mengurangi satu bagian dari ajaran islam wajib diperangi. Para
sahabat masih terus mencoba melunakkan hati Abu Bakar sampai melompat dari
tempat duduknya lalu menarik janggut Umar bin Khattab dan mengatakan kepadanya:
“Ajabbanru fil jahiliyati wa jabbanun fil Islam ya Umar?” (Apakah engkau akan menjadi jagoan di masa jahiliyah lalu menjadi
pengecut di zaman Islam?) “wallahi, law lam yakun minal muslimina man
yuharibuhum illa jundun wahid fal yakun ana dzalika rajul” (Demi Allah kalau ada dari kaum muslimin yang akan memerangi kaum
pembangkang itu kecuali hanya satu orang prajurit maka sayalah prajurit itu). Otak
ekspansi. Otak ekspansi itulah yang dimiliki Abu Bakar yang harus kita tiru.
PANCARKAN TEKAD KEMENANGAN
Orasi Anis Matta di Surabaya,
9 Februari 2013.
Saudara-saudara
sekalian, apa yang akan kita lakukan kalau orang lain menganggap kita tidak
akan sangguap naik apalagi bila kita juga sudah dihinggapi perasaan cemas bahwa
kita tidak tahu caranya untuk naik. Apa yang harus kita lakukan?
Ikhwah sekalian. Tiga hal
yang harus kita lakukan adalah pertama,
berfikirlah terus tentang tujuan yang ingin dicapai dan target yang ingin kita
raih, baik di saat bangun maupun di saat tidur. Salah satu teori mimpi
menjelaskan bahwa mimpi adalah kelanjutan dari pikiran yang kita bawa sebelum
kita tidur. Bila satu masalah terus menerus kita pikirkan maka akan berlanjut
dan terbawa dalam mimpi, sehingga bila antum terus menerus memikirkan target
yang ingin kita capai, insyaAllah, target itu pun masuk kedalam mimpi.
Kita bisa lihat
contohnya di dalam sirah yakni ketika pasukan kaum muslimin hampir masuk ke
Qadisiyah, Persia, namun terhalang oleh sungai. Orang-orang dari tanah gurun
Jazirah Arab dan kuda-kuda yang mereka tunggangi tidak tahu cara berenang,
namun mau tidak mau, mereka harus melewati sungai tersebut. Bagaimana caranya? Alhirnya
mereka membangun tenda di tepi sungai, karena tidak tahu apa yang harus mereka
lakukan. Mereka duduk setiap hari di tepi sungai sambil terus melihat bagaimana
caranya melewati sungai, namun sungai tersebut tetap harus dilewati, karena no
choice, tidak ada pilihan lain.
Hal itulah yang
disebut dengan ‘amaliyatulistilham,
mencari ilham dari allah SWT. Ketika
mereka selalu memikirkan cara menyebrangi sungai maka pikiran itu terbawa
kedalam mimpi mereka. Pada hari ketiga bukan hanya satu orang diantara mereka
yang bermimpi melainkan hampir semua melihat diri mereka berjalan di atas
sungai dan melihat kuda-kuda mereka bergerombolan menyebrangi sungai. Mereka pun
mendapat pengetahuna baru bahwa kuda gurun yang tidak biasa berenang menjadi
tidak takut jika berenang bersama-sama untuk menyebrangi sungai. Maka kuda itu
diatur posisinya agar berbaris rapi kemudian didorong dan ternyata kuda-kuda
itupun berjalan dan berenang di sungai sampai kesebrang. “wattaqullah, wayu’allimukumullah” (Bertaqwalah kepada Allah niscaya
Allah akan mengajarkan kepada kamu ilmu-ilmu yang baru).
Saat ini boleh jadi
antum belum tahu caranya untuk bangkit. Kita berada di dalam sumur dan belum
tahu caranya untuk naik, maka kita pikirkan saja terus bagaimana caranya untuk
naik. Bila tiap hari kita terus memikirkannya, di saat makan, dan di saat
tidur tentang bagaimana caranya kita naik, dan juga membicarakannya dengan
semua orang, maka insyaAllah pasti ada caranya.
Kedua, ikhwah sekalian, karena masalah citra diasumsikan sebagai penghalang
besar bagi PKS, maka pancarkan kepada
semua orang, tekad yang ada di dalam diri kita bahwa kita dapat melampauinya. Jangan
sampai terlihat di dalam diri kita keragu-raguan. Tekad itu harus terpancar
dan menyebar. Aura kemenangan yang kita sebarkan akan menakutkan orang.
Dalam Perang Kinnasrin
di Palestina, pasukan Salib dilindungi oleh benteng yang sangat kuat dan tidak
bisa dilewati oleh kaumMuslimin. Setelah berbulan-bulan dikepung tidak ada
hasilnya, maka akhirnya dilakukan perundingan antara Khalid bin Walid dengan
pasukan musuh yang ada di benteng itu. Di saat perundingan tengah berlangsung,
kaum salibis memberikan air minum kepada Khalid yang sudah diracuni. Khalid
tahu bahwa air tersebut ada racunnya, namun ia juga mengetahui bahwa boleh jadi
inilah jalan kearah penyelesaian. Oleh karena itu, didepan para pendeta Khalid
mengambil air beracun tersebut dan membaca: “Bismillahil ladhee la yadurru ma’asmihi
shayun fil ardi wa la fis-samaa’I wahuwas-sami’il ‘aliim” 3x. (Dengan
nama Allah, yang selama bersama namaNya tidak ada sesuatu pun di bumi ataupun
di langit yang dapat membahayakan. Dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui). Lalu meminumnya. Wajahnya sempat memerah sebentar namun setelah
itu kembali normal. Para pendeta tersentak dan menyimpulkan bahwa diracun saja
tidak mati, maka tidak ada gunakanya melawan orang-orang seperti ini dan
akhirnya mereka menyerah. Tekad itu harus sampai, dan pastikan semua orang yang
antum temui melihat sorotan mata singa di dalam mata antum semuanya. Allahu
Akbar! 9x.
Ketiga, bagaimana
membidik sasaran tembak secara jelas. Di saat perang Qadisiyah berlangsung,
pasukan muslimin tidak mempunyai pengalaman sama sekali melawan gajah, sehingga
ketika pasukan muslimin yang berkuda maju menyerang, kuda-kuda tersebut
diinjak-injak oleh gajah-gajah dan jatuh banyak korban dari pihak kaum
muslimin. Mereka mundur sejenak untuk bermusyawarah dan mengatur ulang strategi
agar biasa melawan gajah-gajah yang besar dan banyak jumlahnya. Mereka terus
berdiskusi dan komandan pasukan saat itu adalah Sa’ad bin Abi Waqqash. Mereka lalu mempelajari tentang gajah dan
dimana letak kelemahannya.
Akhirnya mereka pun
menemukan bahwa ternyata kelemahan gajah ada dimatanya sehingga jika dipanah
dan panah itu kena tepat di matanya, maka gajah itu akan berbalik arah dan
berontak. Oleh karena itu kaum muslimin mengambil kesimpulan bahwa yang harus
maju ke maedan tempur bukanlah pasukan berkuda melainkan pasukan pemanah. Keesokan
harinya pasukan berkuda ditarik dan diganti dengan pasukan pemanah. Begitu juga
gajah-gajahnya maju segera dipanah tepat dimatanya, maka gajah itu pun mengamuk
dan berbalik menyerang tuannya sendiri. Itulah rahasia kemenangan kaum muslimin
didalam Perang Qadisiyah.
Sekarang antum sudah
tahu bagaimana cara membuat gajah berbalik menyerang tuannya? Saya mau bertanya
lagi, antum tahu bagaimana membuat gajah berbalik menyerang tuannya? Allahu
Akbar! 7x. ikjawah sekalian. Setelah acara ini selesai, keluarlah antum dari ruangan
ini dan segera cari masjid yang besar. Antum shalat ashar berjama’ah disana dan
biarkan orang lain melihat bahwa ada sorot mata kepastian dari mata antum
semuanya. Dan besok insyaAllah mereka juga akan tahu, bahwa sekarang antum
sudah tahu bagaimana caranya membuat gajah berbalik menyerang tuannya sendiri. Allahu
Akbar! 3x.
MARI TULISKAN KISAH BESAR TENTANG KITA
Orasi Anis Matta di
Makasar, 11 Februari 2013.
Kali ini saya ingin
mengajak antum semua mengenang kembali tiga kisah ini:
Pertama, cerita yang
terjadi di Ain Jalut. Genghis Khan telah membunuh 3 juta orang dalam kurun
waktu 20 tahun. Dia bukan hanya membunuh 3 juta orang melainkan juga
membumihanguskan seluruh bangunan, tumbuh-timbuhan dan semua binatang yang
ditemuinya. Salah satu strategi pertempurannya adalah mengirim rasa takut ke
hati musuh-musuhnya, jauh seblum ia sampai. Oleh karena itu, Genghis Khan
meluluh-lantakkan semua yang ditemuinya, termasuk diantaranya membakar seluruh
perpustakaan yang ada saat ia menaklukan Baghdad.
Bisakah antum
bayangkan bahwa ketika Genghis Khan berada di Baghdad, seorang wanita Tartar
mengumpulkan seratus laki-laki muslim dan kemudian berkata kepada mereka, “Hai
kalian laki-laki tindukkan kepala kalian”, kemudian perempuan ini menyembelih
satu persatu laki-laki itu dan tidak ada satupun yang melawan. Tahukah antum
berapa yang dibunuh oleh Genghis Khan di Baghdad? Delapan puluh ribu orang
seketika itu juga. Sampai-sampai muncul mitos di dunia Islam khususnya
Damaskus, Syiria, “Idza ja-akumuttartaru tafrughu”, kalau pasukan Tartar
datang, maka jangan dilawan, biarkan dia mengambil apa yang dikehendakinya.
Namun ikhawah
sekalian, diantara tempat-tempat yang dilalui oleh Genghis Khan ada sebuah
kerjaaan bernama Khawarizmi yang juga dihancurkan dan seluruh rajanya dibantai,
namun ada satu orang keponakan raja yang selamat dalam pembantai tersebut. Anak
itu dibawa bersama sepupunya yakni sang putri raja, namun ditengah jalan
mereka diculik dan dibawa ke India, lalu dijual sampai ke Damaskus. Setelah sampai
di Damaskus, anak tersebut dibeli oleh seorang pengusaha yang mempunyai majelis
ilmu yang dipimpin seorang ulama besar yang dikenal dalam buku-buku Fiqh
sebagai Al’Izz ibnu salam.
Selanjutnya setelah mendapat
pendidikan yang baik anak tersebut dibawa ke Mesir dan menjadi tentara Mesir. Ketika
kemuadian rajanya meninggal, penggantinya seorang anak kecil berumur 7 tahun,
sehingga yang memimpin kerajaan tersebut secar de fcto adalah seorang perempuan
bernama Syajarah tutur. Namun kemudian kerajaan mengalami goncangan, sementara
di sisi lain Mesir adalah kota terakhir yang akan diambil alih oleh Tartar. Dalam
keadaan kacau seperti itu, terjadi pembunuhan di istana dan ratu Syajarah Tutur
dibunuh, lalu muncullah laki-laki mantan budak memimpin Mesir. Periode inilah
yang disebut zaman budak-budak, ashrul mamalik. Tahukan antum siapa naman budak
ini? Al Muzaffar Quthus yang kemudian menyiapkan mesir untuk
melawan dan menghentikan seluruh ekspansi Tartar.
Penghentian ekspansi
Tartar itu terjadi dalam sebuah pertempuran besar, Ain jalut. Pertempuran inilah
yang kemudian mengubah jalan sejarah cucu Genghis Khan, karena sejak kekalahan
itu mereka semua akhiranya masuk Islam. Bahkan cucu-cucu Genghis Khan yang
masuk islam inilah yang kemudian menyebarkan Islam ke Asia Tengah hingga ke
Asia Selatan, termasuk yang mendirikan kerajaan Mogul di india yang berumur 200
tahun. Sebuah perlawanan yang menghentikan penjajahan dan bahkan kemudian
membalikkan keadaan karena para penjajah itu malah menjadi muslim yang
membangkitkan kejayaan Islam.
Peristiwa Ain Jalut dicatat sejarah sebagai pembalikan
situasi. Bisakah saudara
semua membalikkan peristiwa hari ini menjadi sebuah kenangan indah insyaAllah
di tahun 2014? Bisakah kita mengubah tahun 2014 menjadi peristiwa Ain jalut? Bisa?
Bisa? Allahu Akbar! 5x.
Peristiwa kedua, terjadi di Hiitin dengan tokohnya yang
terkenal yaotu Salahuddin Al Ayyubi. Perang Salib telah berlangsung selama 200 tahun dan terjadi
dalam 8 gelomabng. Selama 7 gelombang pertama kaum mulimin terus menerus
menderita kekalahan hingga akhirnya datanglah seorang lelaki penyelamat bernama
Salahuddin Al ayyubi yang kemudian berhasil menghentikan sejarah penduduk
tentara salib di seluruh Palestina yang telah berlangsung 90 tahun dengan
eskpansinya ke selurih dunia Islam lannya selama 200 tahun.
Saya ulangi kembali,
perang Salib itu berlangsung 200 tahun. Kita baru berapa kali mengikuti
Pemilihan Umum (Pemilu)? Baru berapa kali Pemilu? Baru tiga kali Pemilu. Baru 15
tahun dan belum 200 tahun. Saya ulangi kembali baru 15 tahun dan belum 200
tahun, namun di zaman kita cukuplah insyaAllah 17 tahun sejak kita mendirikan
PKS di tahun 1998 kita hentikan seluruh situasi buruk ini, dan kita bangun
sebuah cerita baru pada tahun 2014. Saya ingin bertanya, bisakah kita mengubah
tahun 2014 menjadi peristiwa Hittin? Bisa? Bisa? Bisa? Allahu Akbar! 5x.
Peristiwa ketiga adalah kisah pembebesan Konstantinopel. Seorang anak muda yakni Muhamad al-Afatih diangkat menjadi raja
pada usia 16 tahun sehingga diremehkan oleh para sesepuh di kerajaan tersebut. Mereka
menyangksikan apa yang bisa dilakukan oleh anak muda ini. Para sesepuh kerajaan
tidak ada yang percaya dengan kemampuan anak muda yang baru berumur 16 tahun,
apalagi ketika terjadi goncangan ia sempat mengembalikan kerajaan kepada
ayahnya. Namun kemudian dikembalikan lagi kepadanya. Raja muda ini mulai
berfikir tentang cara yang dapat membuat para sesepuh ini percaya kepadanya,
maka ia pun melakukan hal-hal yang tidak pernah dilakukan oleh orang-orang
sebelumnya.
Salah seorang penyair
Arab mengatakan: “wa inni wa in
kuntul-akhira zamanuhu la atin bima lam yastati’hul awailu” (walaupun aku
adalah generasi yang datang paling belakang, aku akan melakukan hal yang tidak
bisa dilakukan oleh para pendahulu). Apa yang tidak bisa dilakukan oleh para
pendahulunya adalah membebeaskan Konstatinopel. Sudah sejak 700 tahun yang
lalu, Rasulullah saw memberikan janji bahwa Konstatinopel akan dibebaskan dan
sejak kekhalifahan Ustman, kaum muslimin sudah berusaha sampai ke sana tetapi
tidak ada satupun yang berhasil. Hingga tibalah saat Muhammad al-Fatih membuat
sejarah yang akan selalu dikenang umat Islam sedunia.
Bacalah sejarah dan
pembebasan kota tersebut, maka antum akan menemukan suatu fakta betapa sulitnya
hal itu terjadi, sehingga kaum muslimin membutuhkan waktu 700 tahun untuk mampu
melakukannya. Saya ulang lagi, 700 tahun, namun tentu saja kita berharap kita
bisa memperpendek jarak sehingga insyaAllah tidak butuh waktu yang terlalu lama
untuk menaklukan Indonesia. Bisakah kita menjadikan tahun 2014 sebagi momentum
kebebasan Konstatinopel? Bisa? Bisa? Allahu Akbar! 7x.
Kita perlu memiliki mimpi besar dan menulis peristiwa besar
dalam kehidupan kita sendiri dan jangan pernah membiarkan orang lain menulis
cerita kehidupan kita. Jangan biarkan orang lain menentukan masa depan kita. Kitalah yang bertanggung jawab menuliskan
kisah bersejarah dan masa depan kita sendiri. Dan tahun 2014 adalah saat yang
tepat bagi kita untuk menuliskan kisah bersejarah itu.
SEPENGGAL FIRDAUS DI MUKA BUMI
Orasi Anis Matta apada
MILAD PKS di Semarang.
Saudara-saudaraku yang saya cintai, hari ini kita merayakan
hari jadi partai kita yang ke 15. Setiap kali kita menperingatinya, hal yang
harus selalu kita ingat adalah bahwa
hari jadi Partai Keadilan sejahtera adalah juga hari ulang tahun reformasi
Indonesia. Kita adalah anak reformasi yang sah. Saudara-saudara sekalian,
sesungguhnya kita tidak hanya memperingati hari jadi sebuah partai politik,
melainkan lahirnya sebuah cita-cita dan lahirnya sebuah generasi. Partai
politik sejatinya adalah mesin ideology, bukan kendaraan pribadi menuju
kekuasaan.
Kita adalah generasi baru Indonesia, yang telah melawan
tirani, otoritarinisme dan mencetuskan reformasi serta ikut mengawal jalannya
transisi demokrasi selama 15 tahun. Sekarang kita siap membawa Indonesia menuju
Negara demokrasi yang matang, adil dan sejahtera. Oleh karena itu, saya ingin
mencanangkan tahun ini, sebagai tahun kebangkitan generasi baru Indonesia dan
kita adalah ruh generasi baru Indonesia.
Saudara-saudara sekalian. Saya mempunyai sebuah imajinasi bahwa seandainya seluruh penduduk bumi
ini diberi pilihan, di Negara manakah ia ingin menjalani hidup, maka saya ingin
mereka menjawab dengan mantap bahwa mereka ingin hidup di Indonesia, karena
Indonesia adalah sepenggal firdaus di muka bumi. Oleh karena itu, setiap
orang memimpikan suatu saat menjalani hidupnya di negeri ini. Di negeri ini
mereka menemukan bagaimana orang-orang menggunakan kebebasannya secara bertanggungjawab,
karena mereka mempunyai cinta. Di negeri ini pula mereka menyaksikan bagaimana hukum
ditegakkan dengan cara yang adil dan penuh cinta. Iwan Fals pernah mengatakan, “Kalau
cinta sudah dibuang, jangan harap keadialn akan datang”.
Mereka memilih hidup di Indonesia karena di negeri ini mereka
memiliki harapan untuk hidup sejahtera selama mereka memiliki semangat kerja.
Siapapun yang ingin bekerja, mempunyai tempat di negeri ini. Di negeri ini pula
mereka menyaksikan bagaimana keragaman bersatu padu dan tidak menjadi sumber
konflik yang berkepanjangan. Oleh karena itu, PKS mengangkat tema “Cinta, Kerja dan Harmoni” sebagai
nilai-nilai masyarakat Indonesia yang ingin kita hidupkan kembali. InsyaAllah
kita mampu mengubah Indonesia yang carut marut ini menjadi sepnggal firdaus di
muka bumi.
Ketiga nilai tersebut yakni cinta, kerja dan harmoni adalah
nilai-nilai inti masyarakat Indonesia yang telah membentuk budaya dan
keperibadian masyarakat kita dalam waktu yang lama. Ketika nilai-nilai itu
hilang maka kita menyaksikan betapa berantakan dan gaduhnya negeri kita ini. Dahulu
saudara-saudara sekalian, dengan perbedaan konteks waktu dan ruangnya, Soekarno
pernah membawa ide tentang Trisakti, yakni berdaulat dalam politik, berdikari
dalam ekonomi, dan berkarakter dalam budaya. Demikian pula Soeharto memiliki Trilogi,
yakni stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan. Walupun kita tidak memiliki judul
bagi tiga nilai inti ini telah mempunyai akar yang kuat dalam latar budaya dan
sejarah pemikiran politik di Indonesia.
Saudara-saudara sekalian. Dengan tiga nilai inti tersebut, saya ingin seluruh masyarakat Indonesia
mengetahui bahwa yang ingin kita bangun adalah Negara yang dipenuhi oleh
manusia-manusia yang punya hati dan pikiran. Oleh karena itu, kita ingin Negara
ini mengelola rakyatnya sebagai manusia, dengan semua mimpi-mimpinya dan
harapannya, serta memberikan apa yang mereka perlukan sebagai manusia. Kita
ingin angka-angka statistic dalam politik, ekonomi dan budaya pada akhirnya
bermuara pada satu cita-cita kemanusiaan yang besar yang dimiliki oleh seluruh
manusia, yakni cita-cita untuk menjadi makhluk yang bahagia di planet ini.
Saudara-saudara sekalian. Apabila kita merenungi cita-cita
ini, saya ingin sejak awal saudara menyadari bahwa target yang kita miliki
bukan sekedar target politik. This is beyond politics, ini lebih dari sekedar
politik, karena membawa misi kemanusiaan dan misi peradaban. Saya ingin saudara-saudara sekalian,
meletakkan target-target kita untuk memenangkan Pemilu, bukan semata-mata
sebagai target politik, melainkan sebagai tangga untuk menunaikan misi
kemanusiaan yang kita emban, yakni mengubah Indonesia menjadi sepenggal
firdaus. Apakah kita siap melakukan misi ini? Apakah kita siap melakukan
misi ini? Allahu Akbar! 10x
Judul buku : Momentum Kebangkitan
Ditashih oleh : Anis Matta
Tahun Terbit : 1 Desember 2013
Kota Terbit : Jakarta.
Harga : Rp. 45.000,-
ISBN : 978-602-17321-5-1
Diterbitkan oleh : YLIPP bekerjasama dengan Bidang Arsip dan Sejarah Sekretariat Jenderal DPP Partai Keadilan Sejahtera.
Comments
Post a Comment
Thank you for visiting guys :) please come back anytime you can...