Wednesday 19 March 2014

MOMENTUM KEBANGKITAN (Resensi)

Tidak banyak orang yang menguasai dua keahlian sekaligus yakni dalam hal kefasihan berbicara dan kepiawaan menulis. Biasanya jika seorang pandai menulis, ia kurang lancar bertutur kata. Sebaliknya seseorang yang fasih berbicara, boleh jadi kurang lancar menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan. Namun Anis Matta memiliki kelebihan dalam dua jenis ketrampilan tersebut. Beliau bukan hanya piawai menulis, melainkan juga memiliki kefasihan berbicara bahkan hingga taraf kemampuan “membakar” semangat massa yang mendengarkannya. Gagasan-gagasan brilyan dan segar Anis Matta menunjukkan bahwa beliau memiliki prospek dan kualifikasi untuk menjadi pemimpin muda bangsa ini.

Buku ini merupakan kumpulan orasi dan taujih Anis Matta sejak beliau dinobatkan sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera, dan juga kunjungannya ke beberapa daerah setelah itu. Diawali dengan sebuah prolog dari Prof. Burhan Djabir Magenda MA Ph.D (Guru Besar Tetap Ilmu Politik Universitas Indonesia) yang mengutarakan dengan jelas pendapatnya tentang PKS. Berikut ini uraiannya:

Ketika Presiden BJ Habibi memimpin periode Reformasi di Indonesia sejak akhir Mei 1998, salah satu proses demokratisasi yang dilakukannya adalah pendirian partai-partai politik baru. Lebih dari seratus partai baru didirikan, namun hanya 48 partai dari semua partai baik yang lama maupun baru yang boleh ikut pemilihan umum 1999. Di antara partai-partai baru yang berhasil menempatkan wakilnya di DPR adalah Partai Keadilan (PK), yang kemudian berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) seperti yang kita kenal sekarang.

Kesan awal yang muncul tentang PK adalah bahwa partai ini merupakan partai kader yang terdiri dari kalangan “well-educated”; urban; reformis dan mandiri secara ekonomi, dengan “life style” yang sederhana dan tidak glamor. Saya (Prof. Burhan, ed) yang pada periode 1999-2004 duduk di DPR mewakili partai golkar, melihat personifikasi citra PK ini pada temna-teman anggota DPR-RI dari PK. Rata-rata kader PK yang menjadi anggota DPR sangat “low profile”, tapi cerdas dalam argumentasinya di rapat-rapat Komisi serta merupakan pekerja keras yang tekun. Terkait dengan karakteristik partai kader, salah seorang pengurus pusat PKS, Dr. Sitaresmi S. Soekarno dalam disertasi doktornya di FISIP Universitas Indonesia, membenarkan adanya “cell system” dalam system kaderisasi PKS. Ketika membandingkan PKS dengan “the rulling party” dari Turki, AKP (Adelet Ve Kalkinma Parti), Dr. Sitaresmi melihat kesamaan kedua partai tersebut dalam karakteristiknya yang Pos Islamis dengan ciri-ciri toleran, luwes, terbuka, dan inklusif.

Perubahan nama dari PK menjadi PKS juga diikuti oleh perubahan-perubahan lainnya. PKS berubah dari partai kader yang berbasis majelis-majelis taklim dan masjid kampus, menjadi partai kader berbasis massa. Akibat langsungnya adalah promosi atau kenaikan PKS dari partai menengah bawah menjadi partai menengah atas pada pemilu 2004 dan 2009, dengan hasil di atas 7 persen. Sifat inklusif juga ditunjukkan PKS misalnya dengan adanya wakil-wakil PKS beragama Kristen di DPRD propinsi dan kabupaten di Papua. Inilah yang disebut Presiden PKS Anis Matta sebagai “mematahkan mitos agama” dalam buku kumpulan pidato dan tulisannya ini.

Dalam narasinya, Anis Matta mengakui pentingnya bagi partai politik menguasai posisi-posisi penting kenegaraan, untuk mengupayakan kesejahteraan rakyat banyak. Hal tersebut memang seharusnya menjadi tujuan utama semua partai politik, seperti dikemukakan ilmuwan social terkemuka Amerika dari Univeristas Chicago, James S. Coleman. Bahkan Coleman menekankan pentingnya juga peran person di dalam partai walupun pada akhirnya “the power must be vested in the party”. Hal tersebut sejalan pula dengan studi terkenal dari Robert Michels tentang Partai Sosial Demokrat di Jerman 1949 yang menyimpulkan “who says organization says oligarchy”.

Dalam kerangka pemikiran Michels ini, maka Anis Matta adalah “organization man” yang menjadi Sekjen mulai dari PK sampai PKS sebelum akhirnya menjadi presiden PKS. Anis Matta adalah contoh “par excellence” dari pekerja partai yang dalam tradisi Partai komunis dulu disebut “apparatchik” (aparatur partai). Kader-kader partai ini “rise through the ranks” sehingga menjadi ketua partai sebagaimana Presiden Leonid Brezhnew dan Kruschev di Uni Soviet dulu. Presiden Amerika, Barrack Obama juga merupakan “pekerja partai”, yang memulai karirnya dari “ghettos” di selatan Chicago kemudian menjadi anggota DPR Negara bagian Illinois, lalu menjadi Senator hingga akhirnya terpilih sebagai presiden. Mantan presiden RRC dan ketua Partai Komunis China, Hu Intao, juga memulai karirnya sebagai kader Liga Pemuda Komunis, kemudian menjadi ketua partai di propinsi yang miskin dan rawan konflik seperti Tibet, hingga kemudian, menjadi Ketua Partai dan presiden RRC. Begitulah ungkapan Prof Burhan tentang Anis Matta dan Partai Keadilan Sejahtera.

MOMENTUM UNTUK BANGKIT
Orasi Anis Matta saat dilantik sebagai Presiden PKS di kantor DPP PKS, 1 Februari 2013.

Pertama kali, saya ingin mengucapkan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada Ketua Majelis Syura yang telah mengambil keputusan yang sangat kilat untuk merespon permohonan pengunduran diri Presiden Luthfi Hasan Ishaq, dan saya ingin mengucapkan penghargaan sedalam-dalamnya kepada saudaraku Luthfi Hasan Ishaq, dan saya ingin mengatakan kepadanya bahwa saya mencintainya dan percaya pada integritasnya. Saya yakin Allah SWT mengirimkan sebuah isyarat besar kepada kita semua, bahwa ini adalah momentum pembenahan diri sekaligus momentum kebangkitan PKS.

Rekan-rekan sekalian. Tentu saja amanah ini merupakan tugas besar yang harus saya emban bersama seluruh pengurus PKS. Saya tahu hari-hari ini bukan hari-hari yang mudah tetapi kita bisa melaluinya, insyaAllah. Kita pasti bisa melalui hari-hari sulit ini bila kita mengetahui tiga syarat utama untuk memulainya.
Syarat pertama, memohon pertolongan kepada Allah SWT. “Allahumma Iyyakana'budu wa iyya kanasta'in” 7x (Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.”
Syarat kedua, ikhwah sekalian adalah kebersamaan kita. Ukhuwah, persaudaraan, dan soliditas harus kita jaga karena Allah SWT mengatakan “Dialah Allah yang menguatkanmu dengan pertolonganNya dan dengan (pertolongan) orang-orang beriman.” Kita pasti bisa melalui cobaan ini bila selalu bergandengan tangan dan menyatukan diri kita atas nama cinta kepada Allah SWT dan cinta kepada negeri kita, Indonesia.
Syarat ketiga, Ikhwah sekalian, adalah kerja keras. Hari ini saya ingin mengatakan kepada antum semua, kepada saudara semua, dan juga kepada seluruh kader-kader PKS yang menonton acara ini bahwa hari ini berlaku ayat Allah SWT: “Lambung mereka tidak bersahabat dengan tempat tidur”. Tidak ada lagi waktu tidur. Tidak ada lagi waktu tidur mulai hari ini saudara sekalian. Kita akan memulai hari ini, insyaAllah sebagai momentum kebangkitan kita.

Ikhwah sekalian.
Misi utama kita dalam permulaan masa kebangkitan ini adalah bagaimana mengubah cobaan dan musibah ini menjadi rahmat dan karunia. InsyaAllah kita pasti bisa melakukannya, karena pada saat dahulu kita mendirikan partai ini, jumlah kita sangat sedikit, tetapi dengan kerja keras, Alhamdulillah Allah SWT memberi kesempatan kepada kita untuk tumbuh dan terus berkembang. Oleh karena itu, saya juga percaya bahwa insyaAllah dengan pertolongan Allah dan dengan kebersamaan kita, tidak ada satupun kekuatan di negeri ini dan di dunia ini yang bisa menghancurkan gerakan ini.

Namun ikhwah sekalian, jika kita ingin memulai sebuah perubahan yang hakiki maka kita harus memulainya dari diri kita sendiri. Oleh karena itu, agenda pertama kita dalam melakukan perubahan yang hakiki ini adalah melakukan pertaubatan nasional bagi seluruh pimpinan dan kader PKS. Kita akan memulai dengan beristiqfar dan bertaubat sebagaimana ucapan pertama kita setiap selesai shalat, adalah astaghfirullah. Kita insyaAllah sudah beramal, namun boleh jadi banyak kekurangan-kekurangan yang meyertai amal-amal kita, dan istiqfar ini insyaAllah bukan hanya menghapus dosa-dosa melainkan juga akan menyempurnakan kerja-kerja kita di masa mendatang.

MENCARI SUMBER ENERGI BARU
Orasi Anis Matta di Bandung, 3 Februari 2013.

Ikhawah sekalian, semalam saya hampir tidak bisa tidur, karena benar-benar gelisah memikirkan apa yang harus saya katakan kepada saudara-saudaraku di Jawa Barat yang berada di medan pertempuran yang sengit, justru di saat kita sedang menghadapi cobaan besar. Saya bertanya pada diri sendiri, kalimat apa yang kiranya ingin didengar oleh saudaraku dan apa yang mereka rasakan saat ini serta apa yang bisa saya sampaikan kepada mereka. Setelah shalat, saya lama merenung karena belum bisa tidur, sampai akhirnya saya teringat bait-bait puisi pujangga Indonesia terkemuka: Chairil Anwar yang kiranya sangat kuat mewakili perasaan saya dan antum:
“Luka dan bisa kubawa berlari, berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.”

Ikhwah sekalian, bila diibaratkan kita adalah anak kecil yang sedang terjatuh ke dalam sumur dan peristiwa ini disiarkan secara “live”, langsung dari tempat kejadian dan ditonton semua orang, maka saudara-saudara sekalian yang harus kita pikirkan hanya satu yakni bagaimana caranya kita bisa keluar dari sumur itu. Hendaklah kita focus kepada diri sendiri untuk menemukan cara keluar dari sumur itu. Jangan pikirkan kata orang lain, jangan merasa malu, jangan merasa bersalah dan jangan merasa tidak mampu apalagi merasa tidak berdaya. Sebab musuh kita yang sesungguhnya adalah diri kita sendiri, dan yang dapat menghentikan semua langkah kita adalah perasaan tidak berdaya kita sendiri. Oleh karena itu setiap pagi Rasulullah saw mengajarkan kita untuk berdoa, “Allahumma inni a’udhu bika minal-ajzi wal-kasali”. Perasaan lemah tidak berdaya akan mematikan seluruh langkah kita, walaupun sebenarnya kita mempunyai kekuatan untuk terus melangkah.

Terjatuh dalam sumur adalah musibah yang bisa dialami semua orang sehingga yang menjadi masalah sebenarnya bagaimana seseorang yang terjatuh punya kemampuan untuk keluar dari sumur itu. Kemampuan kita untuk keluar dari sumur itulah yang sekarang menjadi tontonan masyarakat di seluruh Indonesia. Kita harus bisa memperlihatkan kepada bangsa Indonesia bahwa kita partai yang mau belajar dan bisa berlapang mengakui kesalahan namun pada saat yang sama juga tahu bagaimana me’recovery’ or memulihkan perasaanya, pikirannya dan kekuatannya untuk keluar dari sumur itu.

Ikhwah sekalian, Chairil Anwar mati muda namun puisi-puisinya masih tetap hidup, sehingga insyaAllah ikhwah sekalian kita akan hidup jauh lebih lama dari yang kita bayangkan. Oleh karena itu, kita harus selalu menemukan sumber energy baru agar kita mampu menghadapi cobaan-cobaan. Saya teringat ayat yang diturunkan kepada Nabi Yusuf ketika beliau tengah berada dalam sumur “Dan kami wahyukan kepada Yusuf bahwa suatu saat kamu akan menceritakan kembali peristiwa ini kepada mereka akan tetapi mareka tidak menyadarinya”.

Saya ingin mengingatkan kembali kepada antum peristiwa perang Uhud di masa Rasulullah saw. Tujuh puluh sahabat Rasulullah saw gugur sebagai syuhada, bahkan juga paman yang beliau sayangi, Hamzah bin Abdul Muthalib. Ironisnya hal itu bukan disebabkan oleh kehebatan musuh melainkan karena factor kelengahan pasukan pemanah. Namun saudara-saudara sekalian, apakah Rasulullah memarahi pasukan pemanah yang telah menyebabkan pamannya sendiri Hamzah dan duta Islam yang datang ke Madinah yakni Mush’ab bin Umair? Apakah Rasulullah memarahi mereka? Sama sekali tidak! Tahukan antum apa yang dilakukan Rasulullah setelah itu? Tiga hari setelah kekalahan perang Uhud, beliau justru langsung menggempur beberapa kabilah yang berada di sekita Madinah yang mulai menunjukkan tanda-tanda membangkang karena beranggapan bahwa pasukan Madinah sudah kalah sehingga menjadi lemah dan tidak berdaya. Rasulullah tidak ingin membiarkan pikiran dan anggapan seperti itu berkembangan di kabilah-kabilah tersebut sehingga secepat kilat beliau bersama pasukan Muslim segera bergerak dan menggempur mereka.   

Saya membayangkan ikhwah sekalian, peristiwa tiga hari setelah kekalahan dalam perang Uhud itu adalah peristiwa yang akan antum alami di Jawab Barat. Allahu Akbar! 3x. Sekali lagi Rasulullah tidak pernah memarahi orang yang bersalah pada peristiwa Perang uhud tersebut dan tidak satupun ayat Al-Qur’an yang turun memarahi sahabat-sahabat yang lengah dan menyebabkan kekalahan tersebut.

Oleh karena itu ikhwah sekalian, satu-satunya cara untuk mengatasi musibah, cobaan dan perasaan tertekan adalah dengan menyadari bahwa salah satu rahmat Allah SWT bagi manusia adalah sifat lupa. Setelah kalah dalam Perang Uhud, Rasulullah saw dan para sahabat segera melupakan dan tidak ada waktu untuk mengasihi diri sendiri apalagi meminta belas kasihan dari orang lain. Kita tidak ada waktu, dan harus melupakan peristiwa pahit itu. Hal itu bukan berarti kita tidak mengevaluasi apa yang telah terjadi, namuan dengan cara melupakan kita akan menghemat energy spiritual kita. Jangan ada energy yang kita pakai untuk menyesali diri sendiri apalagi menyalahkan sesama saudara karena kita semua bergabung atas nama cinta. Boleh jadi ada di antara kita yang salah, namun kita percaya bahwa kita makhluk pembelajar yang terus menerus memperbaiki diri dari kesalahan yang pernah dilakukan. Apa yang sudah terjadi, terjadilah. Namun sekarang waktu kita untuk naik. Sekali lagi sekarang waktunya kita naik, sekarang waktunya kita naik. Sekarang waktunya kita naik.
  
TIGA PRINSIP UNTUK MEMENANGKAN PERTEMPURAN
Orasi Anis Matta di Yogyakarta, 8 Februari 2013.

Pada kesempatan kali ini ikhwah sekalian, saya ingin menyampaikan tiga prinsip untuk keluar dari keadaan sulit. Pertama, jangan pernah kehilangan kegembiraan. Di dalam situasi sesulit apapun, kita harus tetap menyimpan kegembiraan di dalam hati dan meletakkan bunker yang kuat diatasnya sehingga dibombardir seperti apapun kita tidak akan kehilangan kegembiraan. Kita tetap bisa melewati hari-hari yang sempit ini sambil tersenyum, karena tahukan antum semuanya, apa sumber kegembiraan kita? Tak lain karena kita yakin bahwa musibah ini, adalah sebuah isyarat dari Allah swt bahwa kita akan naik kelas.

Ikhwah sekalian. Ada kaidah Fiqh yang mengatakan bahwa urusan itu kalau menyempit maka akan meluas dan kalau meluas maka akan menyempit. Misalnya soal shalat, kita berada di dalam kota, kita tidak boleh menjama’ shalat dan tidak boleh mengqashar, karena kita dalam keadaan lapang. Sementara jika sedang menjadi musafir kita pun mendapatkan banyak rukshah. Sehingga boleh menjama’ dan bahkan mengqashar shalat. Hal itu adalah terapan kaidah “al amru idza dhaqa ittasa’ wa idza’tasa’ a dhaqa’, urusan itu kalau menyempit maka meluas dan kalau meluas maka menyempit.

Oleh karena itu ketika terjepit, di saat itulah Allah membuka peluang. Pada saat seluruh pasukan Kandaq mengepung Mandinah, Rasulullah dan para sahabat hanya memiliki waktu enam hari untuk bergerak membangun parit yang lebarnya enam meter dan dalamnya 3 meter. Parit raksasa itu harus digali untuk menutupi setengah kota Madinah dan harus selesai dalam waktu enam hari, padahal saat itu musim dingin, bisakah antum bayangkan bahwa yang akan mereka lawan 10.000 pasukan koalisi dari seluruh pasukan Quraisy dengan 4.000 diantaranya adalah musyirikin dari Quraisy dan sisanya adalah seluruh kabilah Arab di jazirah Arab.

Demikian tegangnya situasi itu, hingga Allah SWT menurunkan satu surat di dalam Al-Qur’an yakni Al-Ahzab yang berarti partai-partai atau golongan-golongan yang semuanya menyatukan kekuatan untuk menghancurkan Islam. Konspirasi besar tersebut menimbulkan efek berupa tekanan jiwa luar biasa bagi kaum muslimin. Al-Qur’an melukiskan situasinya secara detail:

“Dan ketika mata kalian membelalak,
Dan jantung kalian sudah sampai ke tenggorokan,
Dan kalian mulai bersangka buruk kepada Allah,
Di tempat dan di waktu itulah orang-orang beriman diuji,
Mereka digoncang dengan goncangan yang dasyat”.

Pada saat itu kaum muslimin menggali parit, mereka menemukan sebuah batu karang besar yang tidak bisa mereka pecahkan, maka Rasulullah saw yang akhirnya memecahkan batu karang tersebut. Disetiap pukulan Rasulullah mengungkapkan thumuhat (obsesi) nya:
Romawi akan kita bebaskan
Dipukulan berikutnya:
Persia akan kita bebaskan.

Ikhwah sekalian dimanakah Rasulullah saw menjanjikan pembebasan Romawi dan Persia? Kapan situasinya Rasulullah saw menjanjikan pembebesan Romawi dan Persia? Justru di saat semuanya sedang terkepung.

Oleh karena itu ikhwah sekalian, berbahagialah kita semua karena insya’Allah kita akan mengalami sebuah takdir yang lain. Apa yang tampak sebagai keterjepitan ataupun musibah, sesungguhnya adalah sebuah pintu kecil yang akan mengantarkan kita pada jalan panjang menuju kemenangan insyaAllah. Kita harus mempertahankan optimism dan kegembiraan kita. Jangan pernah membiarkan orang lain membuat kita sedih, dan jangan pernah membiarkan orang lain mengubah jalan hidup kita, serta jangan pernah membiarkan orang lain menentukan masa depan kita sendiri. Presiden Bosnia, Alija Izetbeqovic ketika diwawancarai oleh Newsweek di tahun 1993 terkait pembantai rakyat Bosnia oleh tentara Serbia, menjawab dengan tenang bahwa yang akan memenangkan pertempuran ini bukanlah siapa yang membunuh lebih banyak, melainkan siapa yang bertahan hidup lebih lama.  

Alahmdulillah, kita memiliki syarat-syarat untuk bertahan hidup lebih lama. Jadi bertahan hidup lebih lama adalah prinsip pertama. Prinsip kedua, ikhwah sekalian, berfikirlah dengan cara yang tidak dipikirkan oleh lawan-lawan kita. Jangan biarkan kalimat-kalimat para pengamat membentuk cara berfikit kita, namun berfikirlah dengan cara yang tidak dipikirkan oleh para pengamat itu. Jangan biarkan komentar-komentar orang membentuk cara berfikir kita. Sebaliknya berfikirlah dengan cara yang tidak mereka pikirkan, sehingga kita akan menemukan kekuatan karena kita memahami cara berfikir mereka, namun mereka tidak bisa memahami cara berfikir kita.

Seperti itulah kejeniusan Khalid bin Walid dalam Perang Yarmuk. Bila antum membaca buku berjudul “The Rule of Strategy”, maka kita akan menemukan fatwa bahwa strategi perang konvesional pertama-tama diwariskan oleh orang-orang Romawi. Orang-orang Arab yang berperang melawan Romawi saat itu tidak mempunyai pengalaman dalam perang konvesional karena pengalaman mereka selama ini adalah perang gerilya. Khalid memadukan antara teknik perang konvensional dan perang gerilya sehingga pasukan muslim mempunyai satu keunggulan berupa taktik perang gerilya yang tidak dimiliki oleh pasukan Romawi.

Namun untuk melawan pasukan adidaya yang sangat besar seperti itu, ikhwah sekalian, tetap saja diperlukan satu kemampuan untuk melampaui ketakutan. Sebab kaum muslimin ketika berhadapan dengan pasukan Romawi, juga ragu-ragu menyerang karena mereka tidak pernah berhadapan dengan pasukan sebesar itu. Akan tetapi di sisi lain orang-orang Romawi juga ragu-ragu menyerang karena mengetahui bahwa pasukan kecil ini tidak punya sejarah kalah. Khalid bin Walid membaca situasi ini dan segera menetapkan aturan bahwa komandan pasukan bergantian. Selain itu juga memutuskan bahwa pasukan muslim akan memulai perang lebih dulu. Dalam pidato penyerangannya Khalid bin walid mengatakan:

“Hai kaum muslimin, ini adalah satu hari-hari dari sekian banyak hari-hari Allah,
Ikhlaskanlah jihad kalian untuk Allah SWT”.

Selanjutnya Khalid mengatakan: “Dari pada kalian sibuk menghitung jumlah musuh kalian, lebih baik kalian sibuk menyembelih leher-leher musuh kalian”, maka perang pun dimulai dan pasukan muslim memenangkan perang tersebut. Khalid telah berfikir dengan cara yang tidak pernah dipikirkan oleh orang-orang Romawi. Oleh karena itu ikhwah sekalian, bersiaplah untuk berbeda, bersiaplah untuk menjadi diri sendiri dan bersiaplah untuk tidak sama dengan orang lain. Siap? Siap? Siap? Allahu Akbar! 3x.

Hal yang ketiga ihkwah sekalian, kita harus mempunyai mindset menyerang dan bukan mindset bertahan. Kita harus belajar dari khalifah pertama Abu Bakar Ash Sidiq ra yang mendapat banyak masalah namun tetap tegar dan tegas dalam menyikapinya. Masalah pertama yang dihadapi Abu Bakar adalah wafatnya Rasulullah yang sulit diterima oleh kaum muslimin bahkan oleh sahabat sekaliber Umar sekalipun. Masalah berikutnya pengganti Rasulullah sebagai pemimpin, sementara Rasulullah tidak pernah memberi isyarat apapun sebelum wafatnya. Namun masalah terberat yang dihadapi oleh khalifah Abu Bakar adalah gerakan riddah atau pembangkangan kaum yang tidak mau membayar zakat, sehingga beliau merencanakan untuk memeranginya, sementara di sisi lain ada wasiat Rasulullah saw agar pasukan Usamah diberangkatkan untuk melawan musuh, Romawi.

Maka datanglah seluruh sahabat Rasulullah untuk membujuk Abu Bakar agar tidak memerangi pembangkang dan berkonsentrasi mengirim pasukan Usama saja untuk melawan Romawi. Abu Bakar menegaskan bahwa pasukan Usamah memang tetap harus berangkat karena hal itu merupakan wasiat Rasulullah swa, namun kaum yang membangkang juga akan dipereangi karena mengurangi satu bagian dari ajaran Islam, yakni zakat dan siapapun yang akan mengurangi satu bagian dari ajaran islam wajib diperangi. Para sahabat masih terus mencoba melunakkan hati Abu Bakar sampai melompat dari tempat duduknya lalu menarik janggut Umar bin Khattab dan mengatakan kepadanya: “Ajabbanru fil jahiliyati wa jabbanun fil Islam ya Umar?” (Apakah engkau akan menjadi jagoan di masa jahiliyah lalu menjadi pengecut di zaman Islam?) “wallahi, law lam yakun minal muslimina man yuharibuhum illa jundun wahid fal yakun ana dzalika rajul” (Demi Allah kalau ada dari kaum muslimin yang akan memerangi kaum pembangkang itu kecuali hanya satu orang prajurit maka sayalah prajurit itu). Otak ekspansi. Otak ekspansi itulah yang dimiliki Abu Bakar yang harus kita tiru.

PANCARKAN TEKAD KEMENANGAN
Orasi Anis Matta di Surabaya, 9 Februari 2013.

Saudara-saudara sekalian, apa yang akan kita lakukan kalau orang lain menganggap kita tidak akan sangguap naik apalagi bila kita juga sudah dihinggapi perasaan cemas bahwa kita tidak tahu caranya untuk naik. Apa yang harus kita lakukan?

Ikhwah sekalian. Tiga hal yang harus kita lakukan adalah pertama, berfikirlah terus tentang tujuan yang ingin dicapai dan target yang ingin kita raih, baik di saat bangun maupun di saat tidur. Salah satu teori mimpi menjelaskan bahwa mimpi adalah kelanjutan dari pikiran yang kita bawa sebelum kita tidur. Bila satu masalah terus menerus kita pikirkan maka akan berlanjut dan terbawa dalam mimpi, sehingga bila antum terus menerus memikirkan target yang ingin kita capai, insyaAllah, target itu pun masuk kedalam mimpi.

Kita bisa lihat contohnya di dalam sirah yakni ketika pasukan kaum muslimin hampir masuk ke Qadisiyah, Persia, namun terhalang oleh sungai. Orang-orang dari tanah gurun Jazirah Arab dan kuda-kuda yang mereka tunggangi tidak tahu cara berenang, namun mau tidak mau, mereka harus melewati sungai tersebut. Bagaimana caranya? Alhirnya mereka membangun tenda di tepi sungai, karena tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Mereka duduk setiap hari di tepi sungai sambil terus melihat bagaimana caranya melewati sungai, namun sungai tersebut tetap harus dilewati, karena no choice, tidak ada pilihan lain.

Hal itulah yang disebut dengan ‘amaliyatulistilham, mencari ilham dari allah SWT. Ketika mereka selalu memikirkan cara menyebrangi sungai maka pikiran itu terbawa kedalam mimpi mereka. Pada hari ketiga bukan hanya satu orang diantara mereka yang bermimpi melainkan hampir semua melihat diri mereka berjalan di atas sungai dan melihat kuda-kuda mereka bergerombolan menyebrangi sungai. Mereka pun mendapat pengetahuna baru bahwa kuda gurun yang tidak biasa berenang menjadi tidak takut jika berenang bersama-sama untuk menyebrangi sungai. Maka kuda itu diatur posisinya agar berbaris rapi kemudian didorong dan ternyata kuda-kuda itupun berjalan dan berenang di sungai sampai kesebrang. “wattaqullah, wayu’allimukumullah” (Bertaqwalah kepada Allah niscaya Allah akan mengajarkan kepada kamu ilmu-ilmu yang baru).

Saat ini boleh jadi antum belum tahu caranya untuk bangkit. Kita berada di dalam sumur dan belum tahu caranya untuk naik, maka kita pikirkan saja terus bagaimana caranya untuk naik. Bila tiap hari kita terus memikirkannya, di saat makan, dan di saat tidur tentang bagaimana caranya kita naik, dan juga membicarakannya dengan semua orang, maka insyaAllah pasti ada caranya.

Kedua, ikhwah sekalian, karena masalah citra diasumsikan sebagai penghalang besar bagi PKS, maka pancarkan kepada semua orang, tekad yang ada di dalam diri kita bahwa kita dapat melampauinya. Jangan sampai terlihat di dalam diri kita keragu-raguan. Tekad itu harus terpancar dan menyebar. Aura kemenangan yang kita sebarkan akan menakutkan orang.

Dalam Perang Kinnasrin di Palestina, pasukan Salib dilindungi oleh benteng yang sangat kuat dan tidak bisa dilewati oleh kaumMuslimin. Setelah berbulan-bulan dikepung tidak ada hasilnya, maka akhirnya dilakukan perundingan antara Khalid bin Walid dengan pasukan musuh yang ada di benteng itu. Di saat perundingan tengah berlangsung, kaum salibis memberikan air minum kepada Khalid yang sudah diracuni. Khalid tahu bahwa air tersebut ada racunnya, namun ia juga mengetahui bahwa boleh jadi inilah jalan kearah penyelesaian. Oleh karena itu, didepan para pendeta Khalid mengambil air beracun tersebut dan membaca: “Bismillahil ladhee la yadurru ma’asmihi shayun fil ardi wa la fis-samaa’I wahuwas-sami’il ‘aliim” 3x. (Dengan nama Allah, yang selama bersama namaNya tidak ada sesuatu pun di bumi ataupun di langit yang dapat membahayakan. Dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). Lalu meminumnya. Wajahnya sempat memerah sebentar namun setelah itu kembali normal. Para pendeta tersentak dan menyimpulkan bahwa diracun saja tidak mati, maka tidak ada gunakanya melawan orang-orang seperti ini dan akhirnya mereka menyerah. Tekad itu harus sampai, dan pastikan semua orang yang antum temui melihat sorotan mata singa di dalam mata antum semuanya. Allahu Akbar! 9x.

Ketiga, bagaimana membidik sasaran tembak secara jelas. Di saat perang Qadisiyah berlangsung, pasukan muslimin tidak mempunyai pengalaman sama sekali melawan gajah, sehingga ketika pasukan muslimin yang berkuda maju menyerang, kuda-kuda tersebut diinjak-injak oleh gajah-gajah dan jatuh banyak korban dari pihak kaum muslimin. Mereka mundur sejenak untuk bermusyawarah dan mengatur ulang strategi agar biasa melawan gajah-gajah yang besar dan banyak jumlahnya. Mereka terus berdiskusi dan komandan pasukan saat itu adalah Sa’ad bin Abi Waqqash. Mereka lalu mempelajari tentang gajah dan dimana letak kelemahannya.

Akhirnya mereka pun menemukan bahwa ternyata kelemahan gajah ada dimatanya sehingga jika dipanah dan panah itu kena tepat di matanya, maka gajah itu akan berbalik arah dan berontak. Oleh karena itu kaum muslimin mengambil kesimpulan bahwa yang harus maju ke maedan tempur bukanlah pasukan berkuda melainkan pasukan pemanah. Keesokan harinya pasukan berkuda ditarik dan diganti dengan pasukan pemanah. Begitu juga gajah-gajahnya maju segera dipanah tepat dimatanya, maka gajah itu pun mengamuk dan berbalik menyerang tuannya sendiri. Itulah rahasia kemenangan kaum muslimin didalam Perang Qadisiyah.

Sekarang antum sudah tahu bagaimana cara membuat gajah berbalik menyerang tuannya? Saya mau bertanya lagi, antum tahu bagaimana membuat gajah berbalik menyerang tuannya? Allahu Akbar! 7x. ikjawah sekalian. Setelah acara ini selesai, keluarlah antum dari ruangan ini dan segera cari masjid yang besar. Antum shalat ashar berjama’ah disana dan biarkan orang lain melihat bahwa ada sorot mata kepastian dari mata antum semuanya. Dan besok insyaAllah mereka juga akan tahu, bahwa sekarang antum sudah tahu bagaimana caranya membuat gajah berbalik menyerang tuannya sendiri. Allahu Akbar! 3x.

MARI TULISKAN KISAH BESAR TENTANG KITA
Orasi Anis Matta di Makasar, 11 Februari 2013.

Kali ini saya ingin mengajak antum semua mengenang kembali tiga kisah ini:
Pertama, cerita yang terjadi di Ain Jalut. Genghis Khan telah membunuh 3 juta orang dalam kurun waktu 20 tahun. Dia bukan hanya membunuh 3 juta orang melainkan juga membumihanguskan seluruh bangunan, tumbuh-timbuhan dan semua binatang yang ditemuinya. Salah satu strategi pertempurannya adalah mengirim rasa takut ke hati musuh-musuhnya, jauh seblum ia sampai. Oleh karena itu, Genghis Khan meluluh-lantakkan semua yang ditemuinya, termasuk diantaranya membakar seluruh perpustakaan yang ada saat ia menaklukan Baghdad.

Bisakah antum bayangkan bahwa ketika Genghis Khan berada di Baghdad, seorang wanita Tartar mengumpulkan seratus laki-laki muslim dan kemudian berkata kepada mereka, “Hai kalian laki-laki tindukkan kepala kalian”, kemudian perempuan ini menyembelih satu persatu laki-laki itu dan tidak ada satupun yang melawan. Tahukah antum berapa yang dibunuh oleh Genghis Khan di Baghdad? Delapan puluh ribu orang seketika itu juga. Sampai-sampai muncul mitos di dunia Islam khususnya Damaskus, Syiria, “Idza ja-akumuttartaru tafrughu”, kalau pasukan Tartar datang, maka jangan dilawan, biarkan dia mengambil apa yang dikehendakinya.

Namun ikhawah sekalian, diantara tempat-tempat yang dilalui oleh Genghis Khan ada sebuah kerjaaan bernama Khawarizmi yang juga dihancurkan dan seluruh rajanya dibantai, namun ada satu orang keponakan raja yang selamat dalam pembantai tersebut. Anak itu dibawa bersama sepupunya yakni sang putri raja, namun ditengah jalan mereka diculik dan dibawa ke India, lalu dijual sampai ke Damaskus. Setelah sampai di Damaskus, anak tersebut dibeli oleh seorang pengusaha yang mempunyai majelis ilmu yang dipimpin seorang ulama besar yang dikenal dalam buku-buku Fiqh sebagai Al’Izz ibnu salam.

Selanjutnya setelah mendapat pendidikan yang baik anak tersebut dibawa ke Mesir dan menjadi tentara Mesir. Ketika kemuadian rajanya meninggal, penggantinya seorang anak kecil berumur 7 tahun, sehingga yang memimpin kerajaan tersebut secar de fcto adalah seorang perempuan bernama Syajarah tutur. Namun kemudian kerajaan mengalami goncangan, sementara di sisi lain Mesir adalah kota terakhir yang akan diambil alih oleh Tartar. Dalam keadaan kacau seperti itu, terjadi pembunuhan di istana dan ratu Syajarah Tutur dibunuh, lalu muncullah laki-laki mantan budak memimpin Mesir. Periode inilah yang disebut zaman budak-budak, ashrul mamalik. Tahukan antum siapa naman budak ini? Al Muzaffar Quthus yang kemudian menyiapkan mesir untuk melawan dan menghentikan seluruh ekspansi Tartar.

Penghentian ekspansi Tartar itu terjadi dalam sebuah pertempuran besar, Ain jalut. Pertempuran inilah yang kemudian mengubah jalan sejarah cucu Genghis Khan, karena sejak kekalahan itu mereka semua akhiranya masuk Islam. Bahkan cucu-cucu Genghis Khan yang masuk islam inilah yang kemudian menyebarkan Islam ke Asia Tengah hingga ke Asia Selatan, termasuk yang mendirikan kerajaan Mogul di india yang berumur 200 tahun. Sebuah perlawanan yang menghentikan penjajahan dan bahkan kemudian membalikkan keadaan karena para penjajah itu malah menjadi muslim yang membangkitkan kejayaan Islam.

Peristiwa Ain Jalut dicatat sejarah sebagai pembalikan situasi. Bisakah saudara semua membalikkan peristiwa hari ini menjadi sebuah kenangan indah insyaAllah di tahun 2014? Bisakah kita mengubah tahun 2014 menjadi peristiwa Ain jalut? Bisa? Bisa? Allahu Akbar! 5x.

Peristiwa kedua, terjadi di Hiitin dengan tokohnya yang terkenal yaotu Salahuddin Al Ayyubi. Perang Salib telah berlangsung selama 200 tahun dan terjadi dalam 8 gelomabng. Selama 7 gelombang pertama kaum mulimin terus menerus menderita kekalahan hingga akhirnya datanglah seorang lelaki penyelamat bernama Salahuddin Al ayyubi yang kemudian berhasil menghentikan sejarah penduduk tentara salib di seluruh Palestina yang telah berlangsung 90 tahun dengan eskpansinya ke selurih dunia Islam lannya selama 200 tahun.

Saya ulangi kembali, perang Salib itu berlangsung 200 tahun. Kita baru berapa kali mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu)? Baru berapa kali Pemilu? Baru tiga kali Pemilu. Baru 15 tahun dan belum 200 tahun. Saya ulangi kembali baru 15 tahun dan belum 200 tahun, namun di zaman kita cukuplah insyaAllah 17 tahun sejak kita mendirikan PKS di tahun 1998 kita hentikan seluruh situasi buruk ini, dan kita bangun sebuah cerita baru pada tahun 2014. Saya ingin bertanya, bisakah kita mengubah tahun 2014 menjadi peristiwa Hittin? Bisa? Bisa? Bisa? Allahu Akbar! 5x.

Peristiwa ketiga adalah kisah pembebesan Konstantinopel. Seorang anak muda yakni Muhamad al-Afatih diangkat menjadi raja pada usia 16 tahun sehingga diremehkan oleh para sesepuh di kerajaan tersebut. Mereka menyangksikan apa yang bisa dilakukan oleh anak muda ini. Para sesepuh kerajaan tidak ada yang percaya dengan kemampuan anak muda yang baru berumur 16 tahun, apalagi ketika terjadi goncangan ia sempat mengembalikan kerajaan kepada ayahnya. Namun kemudian dikembalikan lagi kepadanya. Raja muda ini mulai berfikir tentang cara yang dapat membuat para sesepuh ini percaya kepadanya, maka ia pun melakukan hal-hal yang tidak pernah dilakukan oleh orang-orang sebelumnya.

Salah seorang penyair Arab mengatakan: “wa inni wa in kuntul-akhira zamanuhu la atin bima lam yastati’hul awailu” (walaupun aku adalah generasi yang datang paling belakang, aku akan melakukan hal yang tidak bisa dilakukan oleh para pendahulu). Apa yang tidak bisa dilakukan oleh para pendahulunya adalah membebeaskan Konstatinopel. Sudah sejak 700 tahun yang lalu, Rasulullah saw memberikan janji bahwa Konstatinopel akan dibebaskan dan sejak kekhalifahan Ustman, kaum muslimin sudah berusaha sampai ke sana tetapi tidak ada satupun yang berhasil. Hingga tibalah saat Muhammad al-Fatih membuat sejarah yang akan selalu dikenang umat Islam sedunia.

Bacalah sejarah dan pembebasan kota tersebut, maka antum akan menemukan suatu fakta betapa sulitnya hal itu terjadi, sehingga kaum muslimin membutuhkan waktu 700 tahun untuk mampu melakukannya. Saya ulang lagi, 700 tahun, namun tentu saja kita berharap kita bisa memperpendek jarak sehingga insyaAllah tidak butuh waktu yang terlalu lama untuk menaklukan Indonesia. Bisakah kita menjadikan tahun 2014 sebagi momentum kebebasan Konstatinopel? Bisa? Bisa? Allahu Akbar! 7x.

Kita perlu memiliki mimpi besar dan menulis peristiwa besar dalam kehidupan kita sendiri dan jangan pernah membiarkan orang lain menulis cerita kehidupan kita. Jangan biarkan orang lain menentukan masa depan kita. Kitalah yang bertanggung jawab menuliskan kisah bersejarah dan masa depan kita sendiri. Dan tahun 2014 adalah saat yang tepat bagi kita untuk menuliskan kisah bersejarah itu.

SEPENGGAL FIRDAUS DI MUKA BUMI
Orasi Anis Matta apada MILAD PKS di Semarang.

Saudara-saudaraku yang saya cintai, hari ini kita merayakan hari jadi partai kita yang ke 15. Setiap kali kita menperingatinya, hal yang harus selalu kita ingat adalah bahwa hari jadi Partai Keadilan sejahtera adalah juga hari ulang tahun reformasi Indonesia. Kita adalah anak reformasi yang sah. Saudara-saudara sekalian, sesungguhnya kita tidak hanya memperingati hari jadi sebuah partai politik, melainkan lahirnya sebuah cita-cita dan lahirnya sebuah generasi. Partai politik sejatinya adalah mesin ideology, bukan kendaraan pribadi menuju kekuasaan.

Kita adalah generasi baru Indonesia, yang telah melawan tirani, otoritarinisme dan mencetuskan reformasi serta ikut mengawal jalannya transisi demokrasi selama 15 tahun. Sekarang kita siap membawa Indonesia menuju Negara demokrasi yang matang, adil dan sejahtera. Oleh karena itu, saya ingin mencanangkan tahun ini, sebagai tahun kebangkitan generasi baru Indonesia dan kita adalah ruh generasi baru Indonesia.

Saudara-saudara sekalian. Saya mempunyai sebuah imajinasi bahwa seandainya seluruh penduduk bumi ini diberi pilihan, di Negara manakah ia ingin menjalani hidup, maka saya ingin mereka menjawab dengan mantap bahwa mereka ingin hidup di Indonesia, karena Indonesia adalah sepenggal firdaus di muka bumi. Oleh karena itu, setiap orang memimpikan suatu saat menjalani hidupnya di negeri ini. Di negeri ini mereka menemukan bagaimana orang-orang menggunakan kebebasannya secara bertanggungjawab, karena mereka mempunyai cinta. Di negeri ini pula mereka menyaksikan bagaimana hukum ditegakkan dengan cara yang adil dan penuh cinta. Iwan Fals pernah mengatakan, “Kalau cinta sudah dibuang, jangan harap keadialn akan datang”.

Mereka memilih hidup di Indonesia karena di negeri ini mereka memiliki harapan untuk hidup sejahtera selama mereka memiliki semangat kerja. Siapapun yang ingin bekerja, mempunyai tempat di negeri ini. Di negeri ini pula mereka menyaksikan bagaimana keragaman bersatu padu dan tidak menjadi sumber konflik yang berkepanjangan. Oleh karena itu, PKS mengangkat tema “Cinta, Kerja dan Harmoni” sebagai nilai-nilai masyarakat Indonesia yang ingin kita hidupkan kembali. InsyaAllah kita mampu mengubah Indonesia yang carut marut ini menjadi sepnggal firdaus di muka bumi.

Ketiga nilai tersebut yakni cinta, kerja dan harmoni adalah nilai-nilai inti masyarakat Indonesia yang telah membentuk budaya dan keperibadian masyarakat kita dalam waktu yang lama. Ketika nilai-nilai itu hilang maka kita menyaksikan betapa berantakan dan gaduhnya negeri kita ini. Dahulu saudara-saudara sekalian, dengan perbedaan konteks waktu dan ruangnya, Soekarno pernah membawa ide tentang Trisakti, yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkarakter dalam budaya. Demikian pula Soeharto memiliki Trilogi, yakni stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan. Walupun kita tidak memiliki judul bagi tiga nilai inti ini telah mempunyai akar yang kuat dalam latar budaya dan sejarah pemikiran politik di Indonesia.

Saudara-saudara sekalian. Dengan tiga nilai inti tersebut, saya ingin seluruh masyarakat Indonesia mengetahui bahwa yang ingin kita bangun adalah Negara yang dipenuhi oleh manusia-manusia yang punya hati dan pikiran. Oleh karena itu, kita ingin Negara ini mengelola rakyatnya sebagai manusia, dengan semua mimpi-mimpinya dan harapannya, serta memberikan apa yang mereka perlukan sebagai manusia. Kita ingin angka-angka statistic dalam politik, ekonomi dan budaya pada akhirnya bermuara pada satu cita-cita kemanusiaan yang besar yang dimiliki oleh seluruh manusia, yakni cita-cita untuk menjadi makhluk yang bahagia di planet ini.

Saudara-saudara sekalian. Apabila kita merenungi cita-cita ini, saya ingin sejak awal saudara menyadari bahwa target yang kita miliki bukan sekedar target politik. This is beyond politics, ini lebih dari sekedar politik, karena membawa misi kemanusiaan dan misi peradaban. Saya ingin saudara-saudara sekalian, meletakkan target-target kita untuk memenangkan Pemilu, bukan semata-mata sebagai target politik, melainkan sebagai tangga untuk menunaikan misi kemanusiaan yang kita emban, yakni mengubah Indonesia menjadi sepenggal firdaus. Apakah kita siap melakukan misi ini? Apakah kita siap melakukan misi ini? Allahu Akbar! 10x



Judul buku : Momentum Kebangkitan
Ditashih oleh : Anis Matta
Tahun Terbit : 1 Desember 2013
Kota Terbit : Jakarta.
Harga : Rp. 45.000,-
ISBN : 978-602-17321-5-1
Diterbitkan oleh : YLIPP bekerjasama dengan Bidang Arsip dan Sejarah Sekretariat Jenderal DPP Partai Keadilan Sejahtera. 

No comments:

Post a Comment

Thank you for visiting guys :) please come back anytime you can...