Thursday 19 July 2018

CANTING (NOVEL REVIEW)

Pertama sekali membaca judulnya saya bingung, ini bercerita tentang apaan yah? Harap maklum saya orang sumatra, jadi kurang familiar dengan kata 'Canting'. Karena penasaran akhirnya saya klik link demi link part canting yang ada di group. Part demi part saya baca hingga sampai ke part-21. Wah ceritanya seru banget, bahkan beberapa teman-teman yang sudah order novelnya berkali-kali tanya kapan novelnya sampai. #reviewcantigblog

Guys, ini kisah tentang perjuangan cinta sejati. Bagaimana Hadi yang memendam rasa sekian lama pada Sekar, akhirnya memberanikan diri untuk melamar pujaan hatinya tersebut. Aku suka kata-kata Hadi, saat ia mencoba menenangkan hati Sekar yang dilanda cemburu akan hadirnya orang ketiga di hari pertama mereka menjadi pasangan suami istri;

"Seharusnya kamu bilang begini. Aku istri mas Hadi. Dari sekian banyak gadis di sekitarnya, aku yang dipilihnya. Berarti aku istimewa. Sedangkan dia, siapa dia? Yang bahkan dengan segala kesempurnaannya, mas Hadi sama sekali tidak meliriknya."

So sweet banget, kan? Apalagi dilanjutin dengan kata-kata ini, 
"Lihatlah pantai ini. Pantai dan ombak, mereka terus bersatu. Meski kadang ombak berkelana, tapi ia akan terus kembali ke pelukannya. Aku ingin kita seperti itu. Tak ada pantai tanpa ombak, tak ada Hadi tanpa Sekar." 
Romantis abiz deh. dilarang meleleh, hihihi. #demamcanting


Ini kisah tentang Sekar, gadis desa yang hanya seorang rewang, bermimpi bisa sekolah tinggi namun takdir pernikahan justru lebih dulu menghampiri. Tak pernah terbayangkan olehnya bisa menikah dengan majikan sendiri dan ternyata itulah gerbang terealisasinya semua impian-impiannya menjadi kenyataaan. Gadis polos yang tumbuh menakjubkan itu bahkan mampu begitu tenang menghadapi prahara rumah tangganya dari rongrongan orang ketiga. 

Tak ada cinta yang tanpa ujian, hadirnya orang ketiga dalam hubungan Hadi dan Sekar sungguh membuat geram. Bagaimana tidak, Ajeng terang-terangan menunjukan gelagatnya untuk menjerat Hadi bahkan di malam pertama Hadi dan Sekar, dan parahnya lagi berani mengajak sekar berjumpa untuk meminta diizinkan dirinya menjadi istri kedua. Gila, bukan? Mungkin itulah kenapa cinta dikatakan buta, walau yang buta sebenarnya sang pencinta buka cintanya. Padahal disisi lain ada seorang dokter keren Airlangga yang setia hadir kapanpun dan dimanapun Ajeng butuhkan bahkan setelah lamarannya pada Ajeng ditolak berkali-kali. Wuih, perjuangan banget yah. 

Canting adalah novel dengan sekelumit kisah cinta yang bisa kita temui dalam keseharian kita. Hanya saja bedanya banyak pelajaran yang bisa dipetik dari tiap intriknya, yang mungkin bisa menjadi renungan sekaligus solusi bagi kamu yang mungkin berada pada posisi yang sama. #novelcanting

Hadi memang laki-laki sejati. Ia mencintai istrinya dengan sepenuh hati. Tak tergoda dengan gadis lain yang rupawan bahkan dengan profesi yang prestise. Padahal di zaman seperti sekarang ini sosok seperti Ajeng sepertinya diincar semua orang. Bayangin; cantik, dokter muda disebuah rumah sakit besar, pintar, dan dari keluarga terpandang, apalagi yang kurang? Kenapa Hadi justru memilih Sekar yang hanya seorang rewang? Yang hari-harinya kebanyakan dihabiskan di rumah, membatik dengan canting? #novelinspirasi

Cinta memang sulit untuk dijelaskan, namun bisa dirasakan. Mungkin kata-kata Hadi berikut bisa menjadi gambaran, bagaimana sebuah pilihan dibuat, bagaimana kesetiaan dijaga, sebab cinta sejati memang biasanya abadi hingga ke SurgaNya;

"Seperti halnya kita memilih frekuensi radio. Dimana kita merasa klik dengannya, disitu kita menghentikan pencarian kita. Orang yang sudah klik dengan frekuensi itu, ia akan terus berhenti disitu. Beberapa mungkin akan mencari frekuensi lain sambil menunggu iklan yang berjalan, meski mungkin nantinya kembali lagi ke frekuensi yang Pertama. Tapi aku bukan bagian dari frekuensi mereka. Aku lebih memilih untuk tetap di frekuensi yang sama, menunggunya meski pun ada jeda iklan, menikmatinya, tanpa berfikir menggeser tombol ke frekuensi lainnya."

Wow! Jleb banget kan, guys. Itu kata-kata Hadi pada Ajeng, saat ia bertanya kenapa bukan dirinya yang dipilih Hadi.

Apa ketegasan hadi membuat Ajeng menyerah? Ternyata tidak, guys. Parahnya lagi dievent bisnis hadi dan sekar, Ajeng sengaja datang ke acara tersebut hanya mau mengatakan, "mas hadi, satu frekuensi radio bisa dinikmati oleh lebih dari satu orang." Dan kata-kata tersebut ia ucapkan langsung di depan, Sekar. OMG, ini cewek punya hati kagak sich?

Sekar nelangsa, ia percaya suaminya jujur dan setia. Namun sebagai istri ada rasa takut kehilangan yang tiba-tiba menyelimuti. Itu membuatnya murung sepanjang hari. Dan Hadi tahu persis apa yang dirasakan istrinya, lalu menghampirinya untuk memberi nutrisi cinta.

"Sekar, dengarkan aku. Benar satu frekuensi radio bisa dinikmati oleh lebih satu orang. Namun dalam hal ini aku bukan si frekuensi radio, melainkan aku si pencari frekuensi. Aku tidak akan kemana mana karena aku sudah menemukan frekuensiku yaitu kamu. Memang, aku bisa saja berpindah sebentar, mendua ke frekuensi lainnya saat frekuensi yang kusukai sedang ada jeda iklan. Namun, aku tidak akan melakukan itu. Kamu tahu kenapa?"

Sekar mengeleng.

"Karena aku menyukai semua yang ada di frekuensi dimana aku menghentikan pencarianku. Acaranya, iklannya, mungkin gangguannya, aku menikmati semuanya. Jadi untuk apa mendua ke frekuensi lainnya?"

Sekar hatinya kembali menjadi tenang setelah mendengar apa yang hadi katakan.

Canting, adalah novel tentang kesetiaan seorang suami dan kesabaran seorang istri. Canting, adalah tentang keteguhan seorang hadi dan kepercayaan seorang sekar. Padanya terserak banyak butiran hikmah yang sarat nilai-nilai.

Bagaimana perasaanmu jika menjadi sekar dan diperjuangin seperti itu, guys? Ah happynya pasti sulit untuk dilukiskan, bukan? Dan tentunya kamu akan menyerahkan hidupmu total kepadanya, menjadi pendukungnya dalam setiap hal, suka maupun duka.

Bagaimana perasaan mu jika menjadi seorang hadi, guys? Yang dalam kondisi terpuruk, amarah mu memuncak tak terkendali, bahkan merasa tak berdaya sebagai suami untuk menafkahi istri lahir dan batin? Namun pasangan hidup mu tetap sabar menemani hingga engkau kembali menjadi dirimu seperti semula? Ah terlalu sulit untuk dilukiskan, dibaca sendiri tentu lebih puas, bukan?

Yuk ah baca kelanjutan ceritanya di Novel Canting. Bisa kontak saya di 08972142338 (WA) atau klik disini http://bit.ly/2u403Dh untuk order novelnya selagi harga masih miring nih, guys hingga tanggal 31 Juli 2018. Buruan yah, entar nyesal loh. :) #novelkmo



Judul: Canting
Penulis : Fissilmi Hamida
Penerbit: KMO Indonesia
Cetakan: Juli 2018
Kota: Cirebon, Jawa barat


No comments:

Post a Comment

Thank you for visiting guys :) please come back anytime you can...