Sunday 6 February 2022

MERINDU CAHAYA DE AMSTEL (Review)

Sebuah Novel yang diangkat dari kisah nyata, dan sudah difilmkan juga. Filmnya saat ini sedang tayang di bioskop-bioskop.


Jauh sebelum Allah pertemukan saya dengan novel ini, saya sudah duluan jatuh cinta dengan sebuah view yang saya dapatkan dari om google. Sebuah tempat dengan pemandangan indah, Persis seperti cover novel ini, view dua sepeda dengan pendaran cahaya dekat sungai Amstel. Tempat dimana Nico, tokoh lelaki utama dalam novel Merindu Cahaya de Amstel bertemu dengan Khadija pertama kalinya saat ia mencari objek foto sore itu.


Khadija, seorang gadis muallaf keturunan Eropa tertangkap dalam camera Nico tanpa sengaja, menghasilkan sebuah foto yang mempesona. Pesona yang menghadirkan rasa penasaran Nico untuk kembali mencari gadis dalam foto tersebut agar kembali bersedia menjadi objek fotonya untuk menuntaskan rasa penasarannya.


Pertemuan tak terduga, lalu berulang kali berjumpa di tempat yang sama membuat mereka berkenalan dan berteman. Sosok khadija membuat Nico teringat akan ibunya. Perempuan yang telah melahirkan nya ke dunia, namun meninggalkannya sejak usia belia karena sebuah alasan yang baginya sangat tidak masuk akal. 


"Aku korban dari perbedaan agama. Ibu dan ayahku bercerai karena beda agama. Ibu meninggalkan ku saat aku masih kecil dan pulang ke negara asalnya Indonesia." Begitulah sepenggal ungkapan hati Nico pada khadija. Rasa sakit yang membuat dirinya benci pada sosok ibunya, dan itu juga yang membuat dirinya tak percaya pada keyakinan apapun.


Novel ini bercerita tentang perjuangan mendapatkan hidayah, komitmen memegang teguh sebuah keyakinan, jalan cinta yang menuntut pengorbanan, rindu yang tak tertahankan, serta persahabatan.


Mala, gadis asal Jogja yang mendapat beasiswa untuk melanjutkan study tarinya di Belanda, pada sebuah kesempatan bertemu dengan Khadija di sebuah halte selesai ia mengajarkan tarian pada teman-teman Belanda nya. Pertemuannya dengan Khadija membuatnya tersadar untuk kembali memuja Rabbnya setelah setahun lamanya mukenah pemberian ibunya tersimpan rapi di lemari.


Khadija juga yang membuat Mala berkenalan dengan dua sosok lelaki, Nico dan Pieter. Dua sosok lelaki yang sering melihat pertunjukan tarinya, dan tanpa dirasa memberi rasa aneh dan sempat membuat renggang persahabatan nya dengan Khadija.


Novel ini banyak memberi nilai-nilai positif, bagaimana kelamnya masa lalu seseorang, saat ia kembali bertaubat maka pintu Allah terbuka lebar, dan bahkan hidupnya kemudian menjadi lebih bermakna dan mempesona.


Novel ini juga memberi gambaran perjuangan cinta beda agama dan beda negara, serta komitmen apa yang harus dipegang teguh agar bisa utuh dan memenangkan rasa pada koridornya.


Tentu saja jalan juang itu tidak mudah, kadang bayang-bayang masa lalu yang kelam datang tanpa diundang, namun saat hati diteguhkan, pertolongan Allah datang dengan cara yang mengagumkan. Happy reading Teman-teman, novel ini sarat nilai-nilai kehidupan. Layak dibaca. Happy ending!



Judul: Merindu Cahaya de Amstel 

Penulis: Arumi E

Penerbit: Gramedia

Tahun: 2015

ISBN: 978-602-03-2010-6

Tebal: 271 halaman
















No comments:

Post a Comment

Thank you for visiting guys :) please come back anytime you can...